Rabu 24 May 2023 06:51 WIB

Hukuman Berat Menanti Jamaah Haji yang Membawa Jimat

Arab Saudi melarang jamaah haji bawa jimat.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Hukuman Berat Menanti Jamaah Haji yang Membawa Jimat. Foto: Calon jamaah haji lansia jadi prioritas dalam pemberangkatan kloter 1 Jakarta di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.
Foto: Havid Al Vizki/RepublikaTV
Hukuman Berat Menanti Jamaah Haji yang Membawa Jimat. Foto: Calon jamaah haji lansia jadi prioritas dalam pemberangkatan kloter 1 Jakarta di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Operasional penyelenggaraan ibadah haji 1444 H/2023 M dimulai pada Rabu (24/5/2023) dini hari. Ini ditandai dengan keberangkatan kelompok terbang (kloter) pertama Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG 01).

Keberangkatan 388 jemaah JKG 01 ini dilepas oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Syekh Faisal Abdullah Al Amudi di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Baca Juga

Turut hadir perwakilan kementerian/lembaga terkait, Wakil Ketua MPR Yandri Susanto, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI TB Ace Hasan Syadzili, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief bersama sejumlah pejabat eselon I dan II lainnya, serta para Staf Ahli, Staf Khusus, dan Tenaga Ahli Menag.

Setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, Menag Yaqut langsung menyapa jamaah di ruang tunggu keberangkatan dan meninjau ruang fast track. Dia mengatakan, ke depannya akan diupayakan agar ada penambahan fast track sehingga dapat dinikmati oleh jamaah haji di daerah lain.

"Tahun depan kita usahakan fast track tidak hanya di sini melainkan di beberapa tempat, terutama di provinsi yang jamaahnya banyak. Kami mohon doa bapak ibu semua," kata Menag Yaqut saat mengunjungi ruang fast track bersama Syekh Faisal Abdullah Al Amudi, dalam keterangan pers yang diterima, Rabu (24/5/2023).

Menag mengatakan, jamaah tahun ini merupakan orang-orang yang terpilih berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan rukun Islam kelima, yaitu beribadah haji. Ibadah haji memerlukan fisik yang prima sehingga jamaah haji harus selalu memperhatikan aspek kesehatan selama di perjalanan, di Arab Saudi, hingga nantinya kembali lagi ke Tanah Air.

"Jangan terlalu memaksakan diri dalam beraktivitas, termasuk beribadah sunnah, terlebih bila merasa kesehatannya tidak memadai," pesan Menag saat melepas jamaah dari dalam pesawat Garuda Indonesia yang akan bertolak ke Madinah, Arab Saudi.

Yaqut menuturkan, kondisi di Arab Saudi berbeda dengan di Indonesia. Di sana, cuacanya jauh lebih panas, sehingga seluruh jamaah harus dapat menyesuaikan diri. Pemerintah telah menyiapkan para petugas untuk memberikan layanan kesehatan bagi jamaah.

Dia juga meminta agar jangan sungkan untuk bertanya atau berkonsultasi jika ada keluhan terkait kesehatan. Sebab telah disiapkan juga para petugas yang akan memberikan pelayanan, perlindungan, dan pembinaan kepada jamaah.

Pada tahun ini, jamaah haji lanjut usia (lansia) jumlahnya lebih banyak dari sebelumnya. Kemenag berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik bagi seluruh jamaah, termasuk para lanjut usia.

Menag minta para petugas lebih ramah dan peduli kepada jemaah lansia. Seluruh jamaah haji juga diajak untuk bersama memberikan kepedulian kepada para lansia yang ada dalam rombongannya. Jamaah haji Indonesia diimbau untuk membawa barang seperlunya, yang dibutuhkan selama beribadah haji. Juga menghindari membawa barang bawaan yang tidak ada kaitannya dan tidak mendukung dalam beribadah.

Menteri Yaqut juga mengingatkan jamaah untuk tidak membawa atribut partai politik atau organisasi. Dia mengakui sekarang ini sudah masuk tahun politik, tetapi, tindakan tersebut hanya akan berujung pada hukuman dari pihak keamanan Saudi.

"Meski ini sudah masuk tahun politik, tidak perlu membawa atribut-atribut partai atau organisasi. Apalagi dibawa untuk foto-foto di area Masjidil Haram atau Masjid Nabawi. Bila tertangkap pihak keamanan Arab Saudi, bisa terkena hukuman," sebutnya.

Menteri juga mengingatkan jamaah mengenai larangan membawa segala bentuk jimat. Sebab, hal itu bisa terkena pasal syirik di Arab Saudi, dan hukumannya berat.

"Saya berharap jamaah dapat bijak menggunakan sosial media selama di Saudi. Jangan sembarangan membuat konten negatif saat berada di Haramain lalu diunggah di media sosial. Jadi sekali lagi saya pesan, fokus beribadah saja," kata Menag.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement