IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Setelah menunggu kuota haji normal setelah pembatasan Covid-19, Muslim Inggris menyatakan kekecewaannya atas keputusan pemerintah Arab Saudi memangkas kuota haji.
Kuota haji Muslim Inggris kini menjadi hanya 3.600, turun dari angka pra-pandemi sebanyak 25 ribu lebih. Dilansir di About Islam, Kamis (25/5/2023), kuota baru ini sejalan dengan negara mayoritas Muslim, diumumkan di bawah sistem baru yang diperkenalkan oleh Kementerian Haji dan Umroh Arab Saudi.
Keputusan itu bisa memaksa umat Islam Inggris menghadapi penantian 10 tahun untuk melakukan perjalanan haji. Kekhawatiran seputar kuota terungkap setelah Kementerian Haji dan Umrah meluncurkan sistem pemesanan baru yang dikenal sebagai Nusuk.
Aplikasi Nusuk menggantikan sistem lama yang mengizinkan agen perjalanan lokal mengatur perjalanan haji bagi jamaah haji barat. Ketika beberapa Muslim Inggris mencoba menggunakan sistem untuk memesan paket haji, mereka tidak dapat melakukannya karena pesan yang menyatakan kapasitas negara sudah penuh untuk Inggris.
“Tahun-tahun sebelumnya, kuota jamaah haji dari Inggris 25 ribu orang lebih. Tahun ini melalui platform Nusuk baru sekitar 3.500 orang,” kata Shabana Qassim dari Bradford, yang paketnya dibatalkan.
Sebuah akun Twitter mencicit, “Tolong bisakah Anda mengembalikan kuota asli untuk Inggris. Lebih dari 40 ribu orang bergabung dengan Nusuk dari Inggris namun ada 3.600 tempat yang tersedia. Ini tidak adil, Anda berjanji angka akan kembali ke pra-Covid (2019). Itu tidak terjadi di Inggris, situasinya jauh lebih buruk daripada tahun lalu,” bunyi cicitan tersebut.
Haji adalah acara penting dalam kalender Islam karena jutaan umat Islam berkumpul setiap tahun di kota Makkah, Arab Saudi untuk melakukan perjalanan seumur hidup dan kewajiban panggilan Allah. Merasakan kemarahan Muslim Inggris, anggota All-Party Parliamentary Group (APPG) untuk Haji dan Umrah, diketuai oleh anggota parlemen dari Partai Buruh Yasmin Qureshi, mengadakan pertemuan darurat di parlemen pada Selasa untuk membahas situasi tersebut.
Qureshi dan lima anggota kelompok lainnya melakukan perjalanan ke Arab Saudi pada Februari untuk bertemu dengan pejabat di Kementerian Haji dan Umroh, termasuk Wakil Menteri Abdulfattah bin Sulaiman Mashat.
Delegasi mendesak kementerian untuk mempertimbangkan kembali keputusannya karena, kata mereka, Inggris telah memenuhi dan melampaui kuota haji.
“Pengurangan itu akan berdampak buruk bagi umat Islam yang ingin melakukan haji dari Inggris karena mereka bisa menunggu antara lima hingga 10 tahun," ujar dia.
Kekhawatiran juga muncul atas mekanisme untuk memantau dan mencatat aplikasi haji dan proses untuk membuat adil bagi orang untuk pergi haji.
Kepala Eksekutif Dewan Haji Inggris Rashid Mogradia, sebuah organisasi yang berfungsi sebagai sekretariat APPG, mengatakan Yasmin Qureshi akan bertemu dengan otoritas Saudi untuk mengangkat masalah yang dihadapi oleh Muslim Inggris dengan platform pemesanan baru dan untuk mengeksplorasi gagasan untuk memperluas dan memulihkan kuota ke tingkat pra-pandemi untuk memenuhi permintaan.
Awal tahun ini, Menteri Haji dan Umrah Saudi mengumumkan haji tahunan akan kembali ke tingkat pra-pandemi tahun ini setelah menghapus pembatasan Covid-19. Pada 2019, lebih dari 2,4 juta orang mengikuti haji.
Namun, pada 2020, di tengah karantina pandemi Covid-19, Kerajaan secara drastis membatasi ibadah haji dengan sedikitnya 1.000 penduduk Arab Saudi diizinkan untuk ambil bagian.
Pada 2021, jumlahnya meningkat menjadi 60 ribu penduduk Arab Saudi. Tahun lalu hampir 900 ribu jamaah menunaikan ibadah haji.