Selasa 30 May 2023 14:13 WIB

Sembilan Kekeliruan dalam Tawaf

Tawaf merupakan salah satu bagian dari rukun-rukun Haji.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Tawaf ifadah di masjidil Haram Makkah (ilustrasi).
Foto: dok Republika
Tawaf ifadah di masjidil Haram Makkah (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Tawaf merupakan salah satu bagian dari Rukun-rukun Haji dan umroh. Namun dalam pelaksanaannya, ada sebagian jamaah yang keliru saat mempraktekannya di lapangan.

Dikutip dari buku Bekal Jamaah Haji oleh Abdulaziz bin Abdullah bin Baaz, berikut di antara sembilan kekeliruan jamaah saat melakukan tawaf:

Baca Juga

1. Memulai tawaf sebelum Hajar Aswad, sedang yang wajib haruslah dimulai dari Hajar Aswad.

2. Tawaf di dalam Hijr Isma'il. Itu berarti ia tidak mengelilingi seluruh Ka'bah, tapi hanya sebagiannya saja, karena Hijr Ismail termasuk Kabah, maka dengan demikian tawafnya tidak sah (batal).

3. Raml (berjalan cepat dengan langkah-langkah pendek) pada seluruh putaran yang tujuh. Padahal raml itu hanya dilakukan pada tiga putaran pertama dan itupun hanya dalam tawaf gudum saja tidak pada thawaf yang lainnya.

4. Berdesak-desakkan untuk dapat mencium Hajar Aswad, kadang-kadang sampai pukul memukul dan saling mencaci maki. Hal itu tidak boleh, karena dapat menyakiti sesama muslim, disamping memaki dan memukul antar sesama muslim itu dilarang kecuali dengan jalan yang dibenarkan agama.

Tidak mencium Hajar Aswad sebenarnya tidak membatalkan tawaf, thawafnya tetap sah sekalipun tidak menciumnya. Maka cukuplah dengan berisyarat (melambaikan tangan) dan bertakbir disaat berada sejajar dengan Hajar Aswad, walaupun dari jauh.

5. Mengusap-usap Hajar Aswad dengan maksud untuk mendapatkan barokah dari batu itu. Hal ini adalah bid'ah, tidak mempunyai dasar sama sekali dalam syari'at Islam. Sedang menurut tuntunan Rasulullah ﷺ cukup dengan menjamah atau menciumnya saja. Itupun kalau memungkinkan.

6. Menjamah seluruh pojok Ka'bah, bahkan kadang-kadang menjamah dan mengusap-usap seluruh dindingnya. Padahal Rasulullah ﷺ tidak pernah menjamah bagianbagian Ka'bah kecuali Hajar Aswad dan Rukun Yamani saja.

7. Menentukan doa khusus untuk setiap putaran dalam tawaf. Karena hal itu tak pernah dilakukan oleh Nabi ﷺ. Adapun yang beliau lakukan setiap melewati Hajar Aswad adalah bertakbir pada setiap akhir putaran antara Hajar Aswad dan Rukun Yamani beliau membaca:

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Wahai Tuhan kami, berilah kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksaan api nereka”

8. Mengeraskan suara pada waktu tawaf sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian jamaah atau para muthawuif yang dapat mengganggu orang lain yang juga sedang melakukan thawaf.

9. Berdesak-desakkan untuk melakukan sholat di dekat Maqam Ibrahim. Hal ini menyalahi sunnah, di samping mengganggu orang-orang yang sedang thawaf. Shalat dua rakaat tawaf dapat dilakukan di tempat lain di dalam Mesjid Haram.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement