IHRAM.CO.ID, PALU -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu, Sulawesi Tengah, ProfKH Zainal Abidin mengemukakan salah satu makna sosial ibadah haji yaitu untuk membentuk penyadaran akan adanya kebinekaan umat Islam.
"Umat Islam saat ini telah tersebar di berbagai negara dan belahan dunia. Mulai dari negara paling barat hingga paling timur. Tentunya, di antara umat Islam tersebut terdapat perbedaan dalam keberagamaannya," katanya saat dihubungi di Palu, beberapa waktu lalu.
Menurut dia haji termasuk sebagai salah satu ibadah, yang dilaksanakan oleh umat Islam di seluruh penjuru dunia.
Perbedaan warna kulit tidak ada artinya dalam melaksanakan ibadah haji. Seorang kulit putih dari Benua Eropa akan berdiri sejajar dengan seorang kulit hitam dari Afrika.
"Mereka pada waktu dan tempat yang sama melakukan ibadah kepada sesembahan yang sama, yaitu Allah yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Dia," kata Rais Syuriah PBNU.
Karena berbagai perbedaan tersebut, umat Islam harus sadar bahwa kebinekaan umat Islam itu tidak bisa dihindari, karena adanya perbedaan adat-budaya, pemahaman keislaman, tingkat intelektualitas, bahasa, dan lain sebagainya.
"Kebinekaan umat Islam merupakan sebuah realitas yang niscaya ada," katanya.
Ia juga menghimbau kepada jamaah calon haji dari Sulteng agar menjaga kesehatan fisik, untuk kelancaran pelaksanaan ibadah haji.
"Karena ibadah haji menjadi salah ibadah yang membutuhkan kesiapan fisik," katanya.
Menurut dia, ibadah haji termasuk ibadah yang demonstran, artinya ibadah yang membutuhkan gerakan sangat banyak dan kesiapan fisik.
Karena itu, Dewan Pakar Pengurus Besar Alkhairaat itu menyebutkan calon haji perlu memperhatikan kesehatan fisik, bahkan menjaganya sampai puncak pelaksanaan haji.
"Ini harus menjadi fokus dari seluruh calon haji. Bahwa kesehatan menjadi hal penting dalam melaksanakan ibadah haji, termasuk saat puncak ibadah haji 8, 9 10 Dzulhijah, calon haji harus prima," katanya.
Kepada jamaah calon haji diingatkan agar sering-sering membangun komunikasi dengan ketua kelompok/rombongan atau ketua kloter.