Rabu 07 Jun 2023 10:35 WIB

Jamaah Haji Demensia Harus Pulih Sebelum ke Beraktivitas di Masjidil Haram

Demensia rentan menyerang para jamaah haji lansia

Red: Nashih Nashrullah
Jamaah haji Indonesia di Makkah, Arab S
Foto: Republika TV/Fuji Eka Permana
Jamaah haji Indonesia di Makkah, Arab S

Oleh : Fuji E Permana. reporter Republika.co.id dari Makkah Arab Saudi

IHRAM.CO.ID, MAKKAH – Sekitar 30 persen atau sekitar 66 ribu jamaah haji Indonesia adalah jamaah lanjut usia (lansia). Jamaah haji lanjut usia biasanya rawan terkena demensia yakni kondisi menurunnya cara berpikir dan daya ingat seseorang yang biasa terjadi pada lansia.

Kepala Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, dr Edi Supriyatna, mengatakan, sampai dengan Selasa (6/6/2023) pukul 17.30 waktu Arab Saudi, ada dua orang jamaah haji yang dirawat karena demensia. 

Baca Juga

Penanganan jamaah haji yang mengalami demensia adalah memberikan stimulasi kognitif, yaitu dengan mengajak jamaah haji bercerita dan bersosialisasi. 

"Maka sangat dibutuhkan dukungan dari keluarga atau teman-teman sekamarnya untuk bersosialisasi," kata Edi saat ditemui Republika.co.id di Makkah, Selasa (6/6/2023).

Edi menyampaikan, jamaah haji yang mengalami demensia sebaiknya ditangani dahulu demensianya. Jika sudah tertangani dan pulih, bisa beraktivitas kembali termasuk melakukan sholat di Masjidil Haram.

Dia mengingatkan, tentunya bagi jamaah haji lansia untuk sholat di Masjidil Haram dibutuhkan pendamping, baik didampingi ketua regu maupun kepala rombongan. Bisa juga didampingi teman-temannya. 

"Tentunya karena demensia itu terjadi pada jamaah haji lansia maka jika aktivitas ibadahnya memerlukan kursi roda diharapkan menggunakan kursi roda dalam aktivitas ibadah di Masjidil Haram," ujar Edi. 

Baca juga: Masuk Islam, Zilla Fatu Putra Umaga Pegulat WWE Ini Beberkan Alasannya yang Mengejutkan

Edi menegaskan, intinya harus ada pendamping yang mendampingi jamaah haji lansia yang rawan demensia dalam setiap aktivitasnya. 

Sebelumnya, Edi mengatakan bahwa jamaah haji lansia perlu didampingi. Di dalam kloter diterapkan strategi body system, artinya dalam satu kamar yang terdapat jamaah haji lansia didampingi oleh jamaah haji yang tidak lansia. Jadi sesama jamaah haji saling membantu. 

"Kalau ingin melakukan aktivitas ibadah, itu (jamaah haji lansia) betul-betul didampingi, kalau perlu didampingi dalam melakukan ibadah gunakan kursi roda dan lain-lain dan terus didampingi sampai selesai ibadahnya," ujar Edi. 

Edi menambahkan, jika jamaah haji lansia memiliki komorbid, tetap minum obat yang rutin diminum sejak dari Indonesia. Ini untuk membantu agar penyakitnya tidak kambuh saat berada di Makkah.   

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement