Jumat 09 Jun 2023 09:40 WIB

Jamaah Haji Diajak Saling Membantu Sesama Jamaah Terutama Para Lansia

Jamaah haji diminta untuk tidak egois terhadap jamaah

Red: Nashih Nashrullah
Jamaah haji lansia dan sakit di ruang tunggu Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Rabu (7/6/2023)
Foto: Republika/Fuji E Permana
Jamaah haji lansia dan sakit di ruang tunggu Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Rabu (7/6/2023)

Oleh : Fuji E Permana. reporter Republika.co.id dari Makkah Arab Saudi

IHRAM.CO.ID,  MAKKAH –  Jamaah haji Indonesia yang lanjut usia (lansia) jumlahnya sekitar 30 persen atau sekitar 67 ribu dari total jamaah haji Indonesia sebanyak 221 ribu. Sehubungan dengan banyaknya jamaah haji lansia, jamaah haji diminta saling menolong. 

Kepala Sektor 8 di Daerah Kerja (Daker) Makkah Ramza Husmen berpesan kepada petugas dan jamaah haji agar saling menolong serta bahu-membahu. Jabatan-jabatan, seperti ketua kloter, ketua rombongan, dan lain sebagainya hanya jabatan sementara saat penyelenggaraan ibadah haji. 

Baca Juga

"Tapi, yang kekal adalah amalan kita untuk saling berbuat baik, saling menolong dan saling membantu menyempurnakan ibadah haji," kata Ramza di Makkah, Jumat (9/6/2023). 

Ramza mengatakan, jangan sampai ada jamaah haji yang niatnya hanya untuk beribadah dan sering ke Masjidil Haram, tapi mengabaikan jamaah haji lainnya yang membutuhkan pertolongan seperti jamaah haji lansia. 

Ada jamaah haji Indonesia tergeletak jangan ditinggalkan, justru harus dibantu karena harus saling membantu sesama jamaah haji.   

Dia berpesan, teman sesama satu regu dan satu rombongan harus saling peduli. Jamaah haji harus saling menolong, jangan egois atau hanya memikirkan diri sendiri. 

"Jamaah haji jangan hanya fokus ke habluminallah, tapi mengabaikan habluminannas, jamaah haji harus baik habluminallah dan habluminannas-nya juga," ujar Ramza. 

Sehubungan dengan itu, Ramza berpesan, jamaah haji Indonesia diimbau untuk baik hubungannya dengan Allah SWT dan baik hubungannya dengan sesama manusia. 

Dijelaskan dalam buku Tuntunan Manasik Haji dan Umroh yang dikeluarkan Kementerian Agama tahun 2020, haji secara bahasa berarti al-qashd, artinya sengaja atau sadar. Ada juga yang mengatakan haji adalah al-‘aud, berarti kembali dan at-tikrar atau berulang kali.

Berdasarkan pengertian haji, bisa dipahami bahwa pelajaran penting dari ibadah haji adalah mengajak manusia untuk selalu sadar bahwa ia berasal dari Allah SWT dan akan kembali kepada-Nya. 

Baca juga: Masuk Islam, Zilla Fatu Putra Umaga Pegulat WWE Ini Beberkan Alasannya yang Mengejutkan

Kesadaran ini harus terus ada dalam sanubari seorang manusia agar dia berhasil menggapai kebahagiaan hakiki.

Haji juga mengajarkan manusia tentang kesadaran terus-menerus untuk kembali kepada Allah SWT. Mengapa kesadaran kembali ini perlu terus digelorakan? Karena kehidupan dunia itu melenakan dan menggiurkan. Manusia bisa lupa bahwa dia berasal dari Allah SWT dan akan kembali kepada-Nya.

Haji mengajak semua umat manusia agar ingat tentang kesadaran innalillahi wainnailaihi rajiun, sesungguhnya kita berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya (QS Al- Baqarah: 156).

Kesadaran berasal dari Allah SWT dan akan kembali kepada-Nya akan mengantarkan manusia kepada kesucian hakiki. Karena itu, orang yang berhaji secara serius dan total akan kembali layaknya bayi yang baru lahir dari rahim ibunya, sebab ia sadar betul akan status kehambaannya di hadapan Allah SWT.   

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement