IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kerajaan Arab Saudi mengeluarkan kebijakan terbaru agar jamaah haji cukup istirahat. Hal ini membuat pemerintah Indonesia mengubah rencana perjalanan kelompok terbang (kloter) kuota tambahan.
Semula, 24 kloter tersebut akan langsung diberangkatkan ke Makkah setibanya di Bandara Amir Mohammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah. Namun, dengan kebijakan ini membuat mereka diinapkan lebih dahulu di Madinah.
"Menurut informasi dari Kantor Urusan Haji Jeddah, kondisi jamaah sudah terbang sekitar sembilan jam dari Indonesia, sehingga pemerintah Arab Saudi memberikan ketentuan satu malam diistirahatkan atau ditransitkan di Kota Madinah," ujar Kepala Seksi Akomodasi Daerah Kerja (Daker) Madinah Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Ali Machzumi, dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Jumat (16/6/2023).
Meski ada perubahan rencana perjalanan tersebut, PPIH menjamin pemenuhan layanan jamaah secara penuh. Hal ini mulai dari transportasi akomodasi, katering, hingga bimbingan ibadah.
Tidak hanya itu, Ali juga telah mempersiapkan hotel-hotel untuk tempat jamaah kuota tambahan transit. Ia mengakui tidak mudah menyiapkan penginapan bagi sekian jamaah ini, mengingat kondisi hotel di seputaran Masjid Nabawi rata-rata dalam kondisi penuh. Wilayah seputaran Nabawi disebut sebagai wilayah Markaziyah.
"Tentu kami akan menyiapkan sebaik-baiknya untuk jamaah haji. Kalau nanti kemudian 1-2 hari ke depan, apabila kondisinya di Markaziyah sudah tidak memungkinkan, kita akan carikan hotel di tempat lain yang sekiranya layak dan nyaman untuk jamaah haji kita," lanjut dia.
Kedatangan kloter kuota tambahan pertama pun sudah berlangsung pada Kamis (15/6/2023) kemarin. Di hari itu hanya satu kloter yang tiba, yakni kloter 21 embarkasi Balikpapan (BPN-21).
Kelompok tersebut mengangkut 275 jamaah, ditambah dua petugas kloter. Mereka diinapkan di Hotel Front Taibah, yang terletak hanya sekitar 50 meter dari pelataran Masjid Nabawi.
Sekretaris Daerah Kerja (Daker) Madinah PPIH Arab Saudi, Abdillah, mengatakan sebanyak 75 petugas disiagakan untuk melayani jamaah kloter-kloter kuota tambahan yang transit di Madinah. PPIH harus memperpanjang operasional pelayanan yang semula dijadwalkan rampung pada 16 Juni mendatang.
"Kami menyiapkan petugas untuk melayani konsumen dari Daker Madinah kemudian transportasinya, bimbingan ibadahnya, juga pengamanan dan perlindungan jamaah, termasuk petugas untuk layanan lansia dan layanan di Bir Ali," ucap Abdillah.
Jamaah kuota tambahan disebut mendapat layanan katering sedikitnya tiga kali sebelum pemberangkatan ke Mekah. Seperti halnya jemaah gelombang pertama yang singgah 8-9 hari di Madinah, mereka juga akan mengambil miqat melaksanakan ihram di Masjid Bir Ali.
Diakui Abdillah, kebijakan Arab Saudi ini cukup mendadak diinformasikan. Hal tersebut membuat jamaah BPN 21 sudah memakai kain ihram dari embarkasi, yang mana sesuai dengan imbauan petugas.
Meski demikian, hal itu tidak mengganggu prosesi ibadah dalam berihram karena mereka belum melafalkan niat. Mereka baru akan berniat ihram di Masjid Bir Ali.
Sejauh ini, terdapat 24 kloter jamaah kuota tambahan yang dijadwalkan tiba untuk transit di Madinah. Kloter-kloter yang membawa total 6.848 jamaah dan petugas itu tiba secara bertahap hingga 23 Juni. Mereka ditransitkan ke Madinah karena lalu lintas penerbangan untuk kedatangan di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, terlampau padat.