IHRAM.CO.ID, JAKARTA — Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag RI, Hilman Latief kembali menginformasikan tentang kebijakan penghentian sementara distribusi katering jamaah pada 7, 14, dan 15 Zulhijjah.
Menurutnya penghentian sementara distribusi katering jamaah sebab adanya hambatan dalam lalu lintas yang sangat padat dan macet jelang dan setelah puncak haji. Hal tersebut menurutnya menjadi kendala dalam distribusi katering.
Karena tidak bisa reguler, jalan diblokir sana sini bis ngga bisa masuk. Dapur sudah menyampaikan begitu sejak dua tiga bulan lalu. Satu makanan saja mengantar macetnya bisa dua empat jam.
"Inilah yang jadi antisipasi. Karena itu biasanya ada jamaah atau masyarakat Indonesia atau masyarakat Saudi di sana yang menjual makanan di hotel atau dipelataran," kata Hilman usai melakukan penandatanganan nota kesepahaman pengelolaan dam haji Indonesia yang dilakukan oleh Ditjen PHU Kemenag RI dengan Baznas RI di Aula Achmad Subianto, Jakarta pada Jumat (16/06/2023).
Sebelumnya Hilman mengatakan menyambut puncak haji pada 27 Juni 2023 mendatang, sejumlah persiapan dilakukan PPIH termasuk menginformasikan lebih awal kebijakan penghentian sementara distribusi katering jamaah. Ia mengatakan, kondisi lalu lintas yang sangat padat dan macet jelang dan setelah puncak haji menjadi kendala distribusi katering.
“Karenanya, mengapa pada 7, 14, dan 15 Zulhijjah, layanan katering dihentikan sementara. Dalam rentang waktu tersebut, jamaah bisa membeli makanan dan minuman di sekitar hotel. Untuk tanggal 8 - 13 Zulhijjah, layanan katering diberikan sebanyak 16 kali di Arafah, Muzdalifah, dan Mina,” ujar dia.
Menurutnya, penghentian sementara layanan katering terjadi hampir di setiap musim haji. Sebab, kendalanya memang sama, kemacetan dan lalu lintas padat jelang dan setelah puncak haji yang menghalangi distribusi katering jamaah. Pada tahun 2017, 2018, dan 2019, layanan konsumsi juga dihentikan sementara selama lima hari, yaitu pada 5, 6, 7, serta 14 dan 15 Dzulhijjah.
Disampaikan Hilman, berdasarkan data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) hingga tanggal 14 Juni 2023, pukul 24.00 WIB, jumlah jamaah gelombang II yang telah tiba di Makkah berjumlah 48.084 orang atau 125 kelompok terbang. Total kedatangan jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi berjumlah 149.397 orang atau 388 kelompok terbang.
“Jumlah jamaah dan petugas yang diberangkatkan hari ini dari Madinah ke Makkah sebanyak 8.827 orang atau 23 kloter. Adapun total jemaah Haji yang masih berada di Madinah sampai hari ini sebanyak 12.256 orang yang tergabung dalam 32 kloter,” jelasnya.
Jamaah wafat di Makkah bertambah 4 orang yaitu atas nama Sarwati Kromodisastro (usia 71) JKG 52, Abdullah Sidiq Syamsuri (usia 42) SUB 18, Mukson Arafik Rakup (usia 63) JKG 10, dan Sartunah Pawiro Sentono (usia 70) JKG 12.
“Sampai hari ini, total jemaah yang wafat di Arab Saudi sebanyak 62 orang, dengan rincian jemaah yang wafat di Makkah sebanyak 31 orang, di Madinah sebanyak 28 orang, dan di Jeddah sebanyak 3 orang. Sesuai ketentuan, jamaah yang wafat akan dibadal hajikan,” kata dia.
Hilman juga turut menyampaikan apresiasi yang telah disampaikan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas kepada Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Faisal bin Abdullah Al-Amudi atas pelayanan haji dari Pemerintah Kerajaan Arab Saudi.
“Sejauh ini, inovasi layanan seperti fast track dan bio visa memberikan kemudahan bagi jemaah haji Indonesia. Pemerintah Arab Saudi telah memberikan kebijakan memudahkan jamaah haji Indonesia di Tanah Suci,” imbuhnya.