Sabtu 17 Jun 2023 16:03 WIB

Jamaah Diminta Fokus Persiapan Puncak Ibadah Haji

Semua rangkaian ibadah haji dijalankan dengan fisik.

Rep: Agung Sasongko/ Red: Muhammad Hafil
Konsultan ibadah PPIH Arab Saudi, Ahmad Kartono (kiri) memberikan pembekalan manasik kepada peserta ibadah haji di salah satu hotel kawasan Mekkah, Arab Saudi, Senin (5/6/2023). Konsultan ibadah Daker Mekkah, PPIH Arab Saudi melakukan bimbingan manasik secara langsung dan online untuk pembekalan peribadatan saat puncak pelaksanaan ibadah haji.
Foto: Antara /Wahyu Putro
Konsultan ibadah PPIH Arab Saudi, Ahmad Kartono (kiri) memberikan pembekalan manasik kepada peserta ibadah haji di salah satu hotel kawasan Mekkah, Arab Saudi, Senin (5/6/2023). Konsultan ibadah Daker Mekkah, PPIH Arab Saudi melakukan bimbingan manasik secara langsung dan online untuk pembekalan peribadatan saat puncak pelaksanaan ibadah haji.

IHRAM.CO.ID, MADINAH --  Jamaah Haji Indonesia, utamanya terkategori lansia riati diminta fokus mempersiapkan diri untuk melaksanakan rangkaian Puncak Ibadah Haji. Jamaah tak perlu memaksakan diri menjalankan ibadah-ibadah Sunnah.

"Jamaah yang sedang sakit, lanjut usia, lemah fisik, dan disabilitas dibolehkan tidak mabit di Muzdalifah dan Mina. Mereka juga tidak perlu membayar dam/denda," ungkap Konsultan ibadah Dearah Kerja Makkah, Kartono, Sabtu (17/6/2023).

Baca Juga

Dijelaskan Kiai Kartono,  keringanan tersebut merujuk pada  pendapat Imam An-Nawawi di dalam kitab Syarkh al-Muhadzab, 

أما من ترك مبيت مزدلفة أو منى لعذر فلا دم....ثم قال، ومن المعذرين من له مال يخاف ضيافه لو اشتغل بالمبيت، أو يخاف على نفسه، أو كان به مرض يشق معه المبيت او له مريض يحتاج إلى تعهده، أو يطلب أبقا، أويشتغل بأمر أخر يخاف فواته، ففي هاءلاء وجهان: الصحيح المنصوص يجوج لهم ترك المبيت ولا شيئ عليهم بسببه.

Artinya: orang yang meninggalkan mabit di Muzdlifah dan Mina karena uzur maka tidak membayar dam. Mereka yang termasuk uzur adalah yang meninggalkan harta dan takut hartanya hilang jika mabit, orang yang takut dirinya sakit jika mabit, orang yang sakit dan merasa sulit jika mabit, orang yang menjaga orang sakit, orang yang menjaga budak lari, dan orang yang sibuk dengan urusan/pekerjaan, yang jika ditinggalkan menjadi terbengkalai.

Saat ini, kata kiai Kartono, cuaca di Makkah Al-Mukarramah cukup tinggi yaitu antara 41-47°C. Bagi jamaah yang memiliki halangan selain dibolehkan tidak mabit di Muzdalifah dan Mina juga boleh tawaf dengan kursi roda, boleh tidak mabit, dan jumrahnya diwakilkan serta tidak perlu menjalankan tawaf wada'.

"Selain itu juga tidak perlu memaksakan sholat di Masjidil Haram. Selama di Makkah sholat di hotel saja, pahalanya sama, 1.000 kali lipat," kata Kartono lagi.

Jamaah haji, katanya, perlu memahami bahwa ibadah haji adalah ibadah badainyah/fisiknya harus sehat. Di samping itu proses ibadah haji tidak hanya pada satu tempat, tetapi berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya.

"Tawaf dan sa'i di Masjidil Haram, wukuf di 'Arafah, mabit di wilayah Muzdalifah danpa Mina, melempar jumrah tanggal 10, 11, 12, dan 13 di Mina, kembali ke Makkah (Nafar Awal), tawaf Ifadah dan tawaf wada' di Masjidil Haram, dan ziarah di Madinah," kata dia.

Semua rangkaian ibadah haji, lanjutnya, dijalankan dengan fisik. Bagi jamaah lansia ada solusi hukum rukhsah/keringanan hukum bagi mereka. Jamaah tidak perlu memaksakan diri melaksanakan seluruh rangkaiannya jika kondisi fisiknya tidak memungkinkan. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement