Selasa 20 Jun 2023 23:33 WIB

Pembahasan Menu Makanan Jamaah Haji Libatkan Ahli Gizi

Pelibatan ahli gizi untuk maksimalkan layanan katering haji

Red: Nashih Nashrullah
Boks makanan dari salah satu dapur katering yang memasok makanan untuk jamaah haji Indonesia di Makkah tahun 2023, Ahad (4/6/2023)
Foto: Republika/Fuji E Permana
Boks makanan dari salah satu dapur katering yang memasok makanan untuk jamaah haji Indonesia di Makkah tahun 2023, Ahad (4/6/2023)

Oleh : Fuji E Permana. reporter Republika.co.id dari Makkah Arab Saudi

IHRAM.CO.ID,  MAKKAH –  Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Subhan Cholid, mengatakan, penetapan menu makanan jamaah haji termasuk sarapan, sejak awal melibatkan tim pengawas katering. 

Mereka adalah ahli gizi yang juga dosen Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung. "Pembahasan menunya juga melihatkan ahli gizi dari Kementerian Kesehatan," kata Subhan di Makkah, Senin (19/6/2023). 

Baca Juga

Subhan menjelaskan, sda tujuh menu sarapan yang disajikan. Pertama, nasi kuning, telur dadar daun bawang cabe merah, air mineral. Kedua, nasi uduk, orek tempe cabe hijau, air mineral. Ketiga, nasi goreng, teri kacang balado, air mineral.

Keempat, nasi kuning, orak arik telur cabe merah, air mineral. Kelima, Nasi uduk, ayam goreng tepung, air mineral. Keenam, nasi goreng, orek tempe cabe hijau, air mineral. Ketujuh, nasi kuning, teri kacang balado, air mineral.

"Berdasarkan penjelasan tim pengawas katering, menu sarapan yang disajikan ini setidaknya sudah memenuhi karbohidrat dan protein yang dibutuhkan jamaah haji untuk mendapatkan tenaga," jelas Subhan.

Subhan mengatakan, menu ini juga sudah melalui pembahasan dengan ahli gizi dari Kementerian Kesehatan. Tentu yang tidak kalah penting, sesuai kebiasaan jamaah Indonesia yang umumnya sarapan dengan nasi, bukan roti.

Untuk diketahui, PPIH Arab Saudi 1444 H/ 2023 M tahun ini mengganti menu sarapan untuk jamaah haji. Menu yang awalnya akan disajikan dalam bentuk roti, tahun ini diberikan berupa sarapan nasi, lauk, dan air mineral.

"Kalau paket dasarnya adalah roti. Pilihannya, satu buah roti croissant, atau dua buah cupcake atau satu buah puff," ujar Subhan.

Menurut Subhan, paket sarapan semacam ini pernah diterapkan pada 2019. Saat itu, jamaah mendapat 40 kali berupa 20 kali makan siang dan makan malam. Sementara untuk sarapan, mereka mendapat roti.

"Dalam praktiknya, tidak sedikit jamaah yang membeli sarapan nasi pada sejumlah pedagang Indonesia di sekitar hotel," ujarnya.

Tahun ini, kata Subhan, atas arahan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, PPIH melakukan kajian dan evaluasi, melihat apakah menu sarapan roti ini cocok untuk jamaah. Jadi, sarapan pagi berupa roti atau snack sudah dievaluasi. Hal itu, tidak sesuai dengan kebiasaan jamaah haji Indonesia yang umumnya sarapan dengan nasi.

"Khusus pada 5 dan 6 Dzulhijjah, jamaah haji akan diberi menu sarapan berupa roti dan pop mie. Adapun makan siang dan malamnya tetap nasi," kata Subhan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement