REPUBLIKA.CO.IDJAKARTA -- Mina merupakan salah satu syiar Allah yang diperintahkanuntuk diagungkan,yangletaknya paling dekatdenganMasjidil Haram. Ini terletak di arah timurnya berjarak sekitar empat kilometer. Dan mengapa disebut Mina?
Dikutip dari buku Keutamaan Negeri Al-Haram oleh Prof. DR. Mahmud Al-Dausary, Itu dinamakan “Mina” dikarenakan begitu banyaknya darah yang ditumpahkan (bahasa Arab: Yumnaa) di sana (pada saat kurban). Ada pula yang mengatakan: karena Allah Ta'ala telah mengaruniakan
(bahasa Arab: Yamunnu) pengganti ketika nabi-Nya, Ibrahim alaihissalam hendak mengurbankan putranya.
Batas wilayahnya adalah dari arah Barat ke Timur mulai Jamrah al-Aqabah hingga Lembah Muhassir. Lalu dari arah Utara dan Selatan berada pada sisi depan pegunungan yang mengelilinginya, tidak termasuk sisi bagian belakangnya. Panjangnya mencapai 3,5 kilometer dan luasnya mencapai 6,35 kilometer persegi.
Di sana, jamaah haji akan bermalam pada malam tanggal 9 Dzulhijjah sebelum mereka berangkat menuju Arafah, lalu pada malam 11 dan 12 bagi ingin bergegas, dan hingga malam 13 bagi yang tidak bergegas. Dan hari-hari itu adalah hari-hari untuk makan, minum dan berdzikir kepada Allah Ta’ala, sebagaimana disampaikan oleh Sang Nabi yang benar dan dibenarkan shallallahu alaihi wa sallam.
Allah Ta’ala berfirman:
وَاذۡكُرُوا اللّٰهَ فِىۡٓ اَيَّامٍ مَّعۡدُوۡدٰتٍؕ فَمَنۡ تَعَجَّلَ فِىۡ يَوۡمَيۡنِ فَلَاۤ اِثۡمَ عَلَيۡهِ ۚ وَمَنۡ تَاَخَّرَ فَلَاۤ اِثۡمَ عَلَيۡهِ ۙ لِمَنِ اتَّقٰى...
“Dan berdzikirlah kepada Allah pada hari-hari yang telah ditentukan, namun barang siapa yang tergesa-gesa dalam dua hari, maka tidak ada dosa baginya. Dan barang siapa yang mengakhirkannya, maka tidak ada dosa pula baginya, bagi orang yang bertakwa…” (al-Baqarah ayat 203)