IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Jamaah haji Indonesia telah menyelesaikan fase puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina. Fase ini akan berakhir pada 13 Dzulhijjah 1444 H/1 Juli 2023 M.
Di tahap berikutnya, jamaah akan mulai masuk fase kepulangan. Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444 H/2023 M Subhan Cholid mengatakan, proses kepulangan jamaah haji Indonesia mulai berlangsung pada 4 Juli 2023.
"Jamaah haji Indonesia kelompok terbang (kloter) pertama akan dipulangkan ke Tanah Air mulai 4 Juli 2023. Penimbangan koper akan dilakukan dua hari sebelum keberangkatan jamaah," ujar Subhan Cholid dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Sabtu (1/7/2023).
Dengan ketentuan tersebut, Subhan menyebut pada 2 Juli 2023 nanti sudah dilakukan penimbangan barang bawaan milik jamaah.
Ada sejumlah ketentuan terkait barang bawaan yang harus dipahami jamaah. Maskapai penerbangan, baik Garuda Indonesia maupun Saudia Airlines, diminta secara masif melakukan sosialisasi.
"Selama ini, Kemenag sudah sejak awal memberikan pemahaman kepada jamaah tentang adanya ketentuan barang bawaan. Ada batas maksimal berat koper yang hanya 32 kg. Ada juga sejumlah barang yang dilarang untuk dibawa," kata dia.
Mengingat aturan-aturan ini merupakan ketentuan dari maskapai, ia pun meminta pihak maskapai agar melakukan sosialisasi secara masif.
Jamaah haji yang berangkat pada gelombang pertama mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah ini nantinya akan pulang dari Bandara King Abdul Aziz Jeddah. Total, ada 263 kelompok terbang (kloter) yang akan pulang melalui Jeddah.
Sementara bagi jamaah haji gelombang kedua yang mendarat di Jeddah, termasuk 13 kloter kuota tambahan yang mendarat di Madinah, akan dipulangkan melalui Bandara AMAA Madinah.
Pemulangan jamaah haji disebut dilakukan setelah mereka menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah haji. Jamaah yang akan pulang pada 4 Juli 2023 pun diimbau melakukan nafar awal, sehingga proses mabit di Mina dan lontar jumrah selesai 30 Juni, serta melakukan tawaf ifadah.
"Nafar awal adalah jamaah yang mengambil pilihan untuk keluar dari Mina pada 12 Dzulhijjah sebelum terbenamnya matahari. Bagi jamah yang akan tetap menginap sampai 13 Dzulhijjah, disebut Nafar Tsani," ujar Subhan.