IHRAM.CO.ID, MADINAH -- Bus yang digunakan jamaah haji Indonesia gelombang kedua dari Makkah menuju Madinah dipantau langsung.
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dengan menggunakan Sistem Pemosisi Global atau GPS.
"Sebagaimana arahan Pak Menteri kita akan mentracking mobil bus yang ada dari Makkah. Jadi kita sudah koordinasi dengan naqobah dan perusahaan-perusahaan atau syarikah bus yang ada 11 perusahaan tersebut. Kita minta GPS dan user id-nya. Sehingga posisi bus dari Makkah kita bisa mengetahuinya," kata Zaenal Muttaqin, Kepala Daerah Kerja Madinah, Ahad (9/7/2023) di Madinah.
Untuk memastikan pemantuanan bus-bus yang membawa j@maah haji Indonesia ini, sambung Zaenal, pihaknya telah menyiapkan alat-alat yang diperlukan dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mengoperasionalkannya.
Zainal juga mengaku sudah berkoordinasi dengan perusahaan-perusahaan hotel di Madinah yang akan menerima kedatangan jemaah gelombang II dari Makkah ke Madinah. Harapannya, mereka sudah siap menerima kedatangan jemaah Indonesia secara maksimal.
Selain itu terkait dengan konsumsi jamaah, pihaknya juga sudah berkomunikasi dengan 21 perusahaan yang akan memberikan layanan katering untuk jemaah haji Indonesia.
"Tadi pagi kita sudah koordinasi dengan 21 perusahaan katering. Kita sampaikan apresiasi dari pimpinan berkaitan dengan komitmen dan layanan yang baik. Dan alhamdulillah mereka juga sangat antusias dan bersemangat terhadap pelayanan gelombang yang pertama dan siap untuk pelayanan gelombang kedua," ujar Zaenal.
Zaenal menegaskan, seluruh komponen terkait dengan proses persiapan layanan gelombang kedua sudah siap. Harapannya, seperti juga harapan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU), Hilman Latif, semuanya bisa berjalan dengan lancar dan tanpa kendala apapun.
Sebagai informasi, jumlah jamaah gelombang kedua yang akan diberangkatkan dari Makkah ke Madinah sekitar 109 atau 108 ribu jamaah.
Selama di Madinah, jamaah haji gelombang kedua akan melaksanakan sholat Arba'in dan ziarah ke tempat-tempat bersejarah lainnya.
"Mereka ziarah di sekitar kota Madinah, baik ke Masjid Quba, Qiblatain, ziarah ke Makam Nabi Muhammad dan tempat-tempat lainnya, di samping juga salat 40 waktu di Masjid Nabawi," pungkas Zaenal.