IHRAM.CO.ID, MADINAH -- Jamaah haji Indonesia gelombang kedua yang akan tiba di Madinah perlu mewaspadai cuaca panas. Pusat Meteorologi Nasional (NCM) Kerajaan Arab Saudi, dan situs cuaca global, AccuWeather.com, memprediksi suhu udara Kota Madinah Al Munawwarah, memasuki temperatur puncak, rerata 45 hingga 47 derajat celcius di siang hari. Sementara, temperatur udara malam hari berada kisaran 31 hingga 33 derajat celcius.
Akumulasi suhu udara pekan terakhir bulan Dzulhijjah 1444 ini, bersamaan puncak kedatangan 110 ribu jamaah dan 1.426 petugas haji gelombang II di Madinah.
Merujuk tren temparatur ekstren mingguan ini, Kepala PPIH Daerah Kerja (Daker) Madinah Zaenal Muttaqin, mengimbau jamaah untuk mengurangi aktivitas luar ruang di pagi dan siang hari.
"Jangan paksakan ibadah Arbain, khususnya jamaah lansia. Kita akan terus ingatkan juga kepada petugas kloter PHD untuk mengawasi jamaahnya," kata Kadaker kepada jurnalis MCH, Senin (10/7/2023).
Kadaker berharap setelah jamaah menunaikan puncak ibadah haji dengan puncak kelelahan Arafah, Muzdalifah, Mina, dan ibadah thawaf wada di Makkah, jamaah diharapkan tidak terlalu menambah aktivitas pemicu kelelahan, selama 8-9 hari di Madinah.
"Bahkan, kemarin juga kita dapat imbauan yang khusus di Makkag agar sholat tidak di masjid Haram, mungkin dalam shalatnya di mushola atau masjid masjid yang dekat sekitar hotel. Ini juga berlaku sama di Madinah, pekan depan," kata Zaenal.
Data Sihdu/Siskohat Kemenag per Sabtu (8/7/2023), mengkonfirmasi setidaknya ada 20 kloter tahap pertama jamaah gelombang II dijadwalkan tiba di Madinah, pukul 13.00 WAS. Mereka disiapkan untuk ibadah Arbain, ziarah ke Makam Rasulullah dan Raudah, serta sejumlah situs peradaban Islam di Madinah, selama 8 hari.
Pihak PPIH Daker Madinah, sudah menyiapkan rangkaian persiapan menyambut kedatangan jamaah selama 24 hari kedepan. Jamaah gelombang II di Madinah, akan menutup operasi haji Indonesia tahun 2023 ini. Pemulangan bertahap jamaah ke Tanah Air, dari Madinah dimulai 19 Juli 2023 hingga 4 Agustus 2023.