IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Sumur Zamzam berjarak sekitar 20 meter dari Ka'bah dan kedalamannya melebihi 30 meter. Dalam satu detik, sumur air zamzam bisa memompa sekitar 11 sampai 19 liter.
Dalam literatur Islam, air Zamzam muncul di lembah ketika istri Nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan bayi laki-lakinya, sendirian di padang pasir. Saat itu air yang mereka miliki habis setelah sang suami meninggalkannya atas perintah Allah.
Siti Hajar biasa memagari air dan berkata, "Zama Zama" sehingga air itu disebut Zamzam". Air ini menjadi sumber pengairan bagi para peziarah yang pergi menuju Baitullah dan juga bagi seluruh umat.
Adapun penjelasan ilmiahnya, telah dijelaskan oleh Profesor Geologi dan Sumber Daya Air di Institut Riset Afrika, Abbas Sharqi. Dia memaparkan, ketika ada sumber air yang tidak habis-habis, maka dalam geologi, itu adalah air yang dapat diperbarui.
"Air tanah dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama adalah air terbarukan, yang termasuk dalam sumur Zamzam, dan jenis kedua adalah air yang tidak dapat diperbarui," kata dia seperti dilansir Arabic Post.
Sharqi menjelaskan, di gurun barat di Mesir, ada reservoir batu pasir Nubia yang terletak di oasis, tetapi dianggap sebagai air yang tidak bisa diperbarui. Air ini jatuh ribuan tahun yang lalu, dan tidak dapat diperbarui.
"Seperti yang telah saya sampaikan, air zamzam adalah jenis air yang terbarukan, dan sumber airnya adalah hujan yang turun di wilayah Makkah Al Mukarramah. Makkah adalah daerah pegunungan yang memiliki lembah, termasuk Wadi Ibrahim yang di dalamnya terdapat sumur Zamzam yang mengalir ke daerah yang lebih rendah," tuturnya.
Lebih lanjut, Sharqi mengatakan, di wilayah Zamzam, ada endapan sungai setebal 14 meter akibat air hujan yang jatuh di pegunungan. Proses pengendapan di dataran rendah ini berlangsung selama jutaan tahun hingga menyebabkan terbentuknya lapisan sedalam 14 meter di lingkungan Zamzam.
"Dan di dasarnya ada batuan beku padat tetapi karena padat, maka menjadi retak, terpecah atau terbelah," ujarnya.
Kemudian Sharqi melengkapi penjelasannya dengan mengatakan, air yang tadinya menembus lapisan tersebut, kemudian turun ke bawah bebatuan, lalu berkumpul hingga menjadi mata air.
Sumur Zamzam, lanjut Sharqi, sudah berada di kedalaman sekitar 35 meter, yaitu 14 meter sedimen dan kemudian 21 meter di dalam bebatuan.
"Karena batuannya kuat dan padat, retakan terisi air sesuai kapasitasnya, dan juga dengan turunnya hujan, maka air tersimpan terus-menerus. Air terisi kembali di dalam reservoir," jelasnya.