IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Haji dan Umroh Indonesia, Ade Marfuddin menyoroti peristiwa yang terjadi di Muzdalifah dalam penyelenggaraan haji tahun 1444 Hijriyah/ 2023. Di Muzdalifah terjadi keterlambatan mengangkut jamaah haji ke Mina karena kondisi jalan yang macet oleh jamaah haji yang berjalan kaki, sehingga bisa tidak bisa bergerak.
Ade mengatakan, di Muzdalifah biasanya tidak ada masalah dari tahun ke tahun, tapi tahun ini ada masalah yaitu jamaah haji telat diangkut ke Mina. Sehingga banyak orang dehidrasi dan lain sebagainya.
Ia menyampaikan, masalah yang terjadi di Muzdalifah dilaporkan ke Arab Saudi, agar tahun depan jangan seperti itu lagi. "Evolusinya adalah di Muzdalifah apakah perlu ada tenda tempat berteduh (untuk jamaah haji) karena di Muzdalifah tidak ada tempat berteduh," kata Ade saat dihubungi Republika, Senin (31/7/2023).
Ade mengatakan, karena tidak ada tempat berteduh di Muzdalifah, maka ketika jamaah haji di Muzdalifah sampai jam 09.00 hingga jam 11.00 siang masih belum diangkut, jamaah haji kepanasan karena matahari sudah sangat terik. Maka harus ada solusinya, untuk itu sampaikan kepada otoritas di Arab Saudi bahwa di Muzdalifah perlu ada tenda tambahan yang berfungsi sebagai tempat transit jamaah haji.
Ade menegaskan, jika jamaah haji tidak terangkut hingga jam 11.00 di Muzdalifah, sebaiknya ada tempat transit seperti tenda tempat jamaah haji berteduh. "Apa yang terjadi di Muzdalifah harus diatasi, dan harus ada fasilitas tambahan (untuk transit jamaah haji menunggu antrean diangkut ke Mina)," ujarnya.
Sebelumnya, pada 28 Juni 2023, Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Subhan Cholid, menyampaikan, jamaah haji Indonesia dari padang Arafah diangkut ke Muzdalifah, semua selesai pada 27 Juni 2023 tengah malam. Jarak dari Muzdalifah ke Mina sekitar 2 kilometer. Sehingga bis yang awalnya berjumlah tujuh dari Arafah ke Muzdalifah, menjadi lima bis untuk mengangkut jamaah haji dari Muzdalifah ke Mina per maktab.
"Pada awal tripnya (perjalanan jamaah haji dari Muzdalifah ke Mina), ketika lewat tengah malam sampai dengan pukul 06.00 pagi (waktu Arab Saudi), itu Alhamdulillah perjalanannya cukup lancar, tapi kemudian ketika setelah Subuh (pukul 06.00) sebagian jamaah haji sudah keluar tenda untuk melakukan lontar jumrah, ini para jamaah ini karena memang tidak ada jalan lain kecuali jalan bis menuju area lempar jumrah sehingga jamaah memenuhi jalur bis," kata Subhan saat diwawancarai Republika di Makkah, Rabu (28/6/2023)
Subhan menjelaskan, jamaah haji dari berbagai negara yang memenuhi jalan bis itulah yang membuat kemacetan. Sehingga bis tidak bisa melaju dengan cepat, mereka harus menunggu dan mengikuti perjalanan kaki. Sehingga pergerakannya menjadi terlambat.
Pergerakan bis yang terhambat berlangsung sampai pukul 10.00 waktu Arab Saudi dan masih belum bisa disterilkan kemacetan yang timbul akibat para pejalan kaki. "Kemudian seluruh bis terjebak macet di area Mina, maka bis yang seharusnya sampai Muzdalifah cukup lama sekali menunggu, sehingga terjadi keterlambatan yang panjang," ujar Subhan.
Subhan mengatakan, kalau mengacu pada operasional haji tahun 2019 yang jumlah kuotanya sama, pada waktu itu jamaah haji bisa diangkut semua ke Mina pada pukul 10.00 waktu Arab Saudi.
Karena sebelumnya tidak ada penyelenggaraan haji dua kali akibat pandemi Covid-19. Kemudian tahun lalu hanya setengah kuota jamaah haji Indonesia yang melaksanakan ibadah haji. Kemungkinan para pengelola bis ini tidak mempertimbangkan kuota jamaah haji kembali 100 persen seperti tahun 2019. Sehingga kemacetan di jalur ke Mina kurang diantisipasi.
"Maka pada pukul 13.30 seluruh jamaah haji Indonesia bisa diangkut menuju ke Mina," ujar Subhan.