IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah jamaah haji Indonesia yang meninggal di Tanah Suci tahun ini tercatat sebagai yang tertinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Menurut data, hingga Kamis (3/8/2023) kemarin, jumlah jamaah yang meninggal mencapai 770 orang.
Terkait hal ini, Kementerian Agama (Kemenag) akan menyerahkan sertifikat dan barang-barang milik jamaah kepada pihak keluarga, Rabu (2/8/2023). Hal ini telah dilakukan Kantor Kemenag Kota Bukittinggi, terhadap bawaan milik jamaah bernama Darmiwati.
Penyerahan barang milik jamaah ini dilakukan langsung oleh Kepala Kemenag Bukittinggi Eri Iswandi. Ia menyebut almarhumah wafat setelah melaksanakan puncak ibadah haji.
"Atas nama kepala Kantor Kementerian Agama kota Bukittinggi beserta jajaran, kami mohon maaf jika ada salah atau layanan kami yang kurang. Almarhumah adalah jamaah haji tunda tahun 2020. Disamping itu kami serahkan sertifikat haji dari maskapai Garuda dan Certifikat Of Death (COD) dari RS An Noor Makkah," kata dia dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Jumat (4/8/2023).
Ia juga menyebut pihaknya selalu memantau dan memperbarui informasi terkait keadaan jamaah haji Kota Bukittinggi. Wafatnya almarhumah di Tanah Suci disampaikan sudah menjadi kehendak Allah SWT.
Tidak hanya itu, ia juga mengapresiasi kekompakan dan kerjasama jamaah haji Kota Bukittinggi. Sehingga, tiap jamaah bisa dengan sukses melaksanakan rangkaian ibadah haji.
“Mudah-mudahan memperoleh Haji Mabrur, terkhusus untuk almarhumah insya Allah bisa menjadi ahli Surga. Mari kita sabar dan Ikhlas menerima ketetapan Allah SWT ini," ujar dia.
Dalam Standar Operasional Pelayanan (SOP) Penyelenggaraan Haji, kata dia, jika ada jamaah meninggal di Arab Saudi semua barang bawaan akan menjadi tanggung jawab Ketua Kelompok Terbang (Kloter). Namun, ia menyebut dalam pelaksanaannya hal ini tidak hanya menjadi beban dan tanggung jawab ketua kloter saja, tapi semua anggota kloter PDG15.
Barang peninggalan almarhumah yang diserahkan kepada ahli waris berupa uang riyal dan rupiah, koper, serta tas jinjingan. Mengingat beliau meninggal saat melaksanakan ibadah haji, maka kematiannya ditanggung asuransi.
Hadir dalam kesempatan itu Ketua rombongan kloter PDG15, Ismail Djohar. Ia menyebut selama di Tanah Suci hingga puncak haji, kondisi almarhumah dalam baik-baik saja.
Namun, setelah menyelesaikan ibadah di Mina, kondisi kesehatannya mulai menurun dan menerima perawatan. Dari penuturan dokter kloter yang ikut memeriksa, keadaan almarhumah bukan karena penyakit bawaan seperti dalam riwayat kesehatannya.
“Semuanya normal, tetapi memang takdirnya beliau meninggal di Tanah Suci. Cita-cita kebanyakan orang termasuk saya bisa meninggal di Tanah Suci, tetapi beliau yang ditakdir Allah SWT," ucap dia.
Ahli waris almarhumah Darmiwati, Wati, mengucapkan terimakasih kepada Kementerian Agama dan KBIH Birugo yang telah mendampingi dan melayani almarhumah.
"Kami mohon maaf apabila ada kesalahan kekhilafan orang tua kami selama berinteraksi dengan bapak/ibu. Mudah-mudahan beliau Husnul Khatimah," kata Wati.