IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Pembimbing haji merupakan sosok yang penting dalam pelaksanaan ibadah haji. Untuk itu, Kementerian Agama (Kemenag) menggelar sertifikasi untuk memastikan kecakapannya.
Agenda sertifikasi pembimbing manasik haji pun tidak hanya diisi dengan pertemuan klasikal dan sesi pemaparan yang bersifat kognitif. Direktur Bina Haji Kemenag, Arsad Hidayat, mengatakan proses sertifikasi juga dikuatkan dengan praktik lapangan.
Hal ini bertujuan agar para pembimbing ibadah benar-benar memahami proses manasik haji, baik aspek teori maupun praktik. Lebih dari itu, pembimbing juga memahami kondisi riil dan dinamika permasalahan, agar dapat memberikan pemahaman kepada jamaah.
"Sertifikasi tidak hanya teori. Peserta benar-benar diberi pemahaman praktis agar mereka bisa menjelaskan hal ihwal manasik haji secara lengkap kepada jamaah, termasuk kondisi riil dan problematika di Makkah dan Madinah," kata Arsad Hidayat dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Jumat (18/8/2023).
Saat ini Kemenag tengah menggelar Program Sertifikasi Pembimbing di Bandung. Kegiatan ini diikuti 100 ASN Kementerian Agama dari berbagai daerah.
Acara tersebut diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, bekerja sama dengan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Berdasarkan jadwal, kegiatan berlangsung sejak Senin (14/8/2023) hingga hari ini, 18 Agustus 2023.
Kasubdit Bimbingan Jamaah, Khalilurrahman, menjelaskan proses sertifikasi berlangsung lima hari. Setelah tiga hari berlangsung secara klasikal, peserta sertifikasi pembimbing manasik haji profesional akan melakukan praktik lapangan.
"100 peserta sertifikasi pembimbing haji profesional ini melakukan praktik manasik haji di Masjid Al Jabar Bandung," ujar dia.
Ketua Panitia Manasik Arif Rahman menjelaskan, peserta diberangkatkan dari hotel pada pukul 04.00 WIB menuju Masjid Al Jabar. Mereka diharuskan memakai ihram secara sempurna.
Setelah shalat Subuh, mereka masuk ke Galeri Rasulullah yang ada dilantai dasar Masjid Al Jabar. Mereka akan menyaksikan prolog perjuangan Rasulullah SAW beserta miniatur lokasi tempat rasulullah melakukan syiar islam.
Sekitar pukul 07.00 WIB, para peserta mendengarkan paparan skenario pelaksanaan manasik yang disampaikan KH. Adam Anhari. Setelah itu, layaknya jamaah haji, peserta sertifikasi membentuk struktur kloter dengan mengelompokkan peserta per-regu dan per-rombongan, serta masing-masing diketuai oleh ketua ragu atau ketua rombongan.
"Selain materi teoritik, peserta sertifikasi juga dibekali dengan praktik dan gladi posko. Hal ini dimaksudkan agar peserta bisa memahami kondisi ril lapangan dengan segala problematikanya," ucap Arif Rahman.