IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Kementerian Pendidikan Arab Saudi mengevaluasi sistem tiga semester yang diberlakukan dalam pendidikan umum tahun ajaran 1444 H/2023. Hal ini disampaikan Menteri Pendidikan Saudi Yousef Al-Benyan sebagaimana dilansir Saudi Gazette, Kamis (5/10/2023).
Sistem tiga semester kini sedang dalam kajian kementeriannya. Untuk diketahui, Kementerian Pendidikan Arab Saudi telah membagi tahun akademik menjadi tiga semester, bukan dua semester, dengan 13 pekan untuk setiap semester.
Pemerintah Saudi menyoroti perkembangan dan pencapaian besar di sektor pendidikan Kerajaan. Al-Benyan mengatakan, lebih dari 70 ribu gedung pendidikan baru telah diserahkan di seluruh Kerajaan.
Al-Benyan memuji penambahan spesialisasi khusus yang sesuai dengan Visi Kerajaan 2030 dalam program beasiswa. "Ada lebih dari 52 ribu mahasiswa penerima beasiswa laki-laki dan perempuan di universitas internasional," ujarnya.
Kementerian ingin mengerahkan semua upaya untuk meningkatkan peran guru laki-laki dan perempuan, dalam hal pengembangan profesional dan kursus pelatihan khusus.
Al-Benyan juga menyoroti pembentukan dana komunitas yang dilakukan kementerian untuk pegawainya guna melanjutkan hubungan yang saling melengkapi antara kementerian dan stafnya. Dia menuturkan, pihaknya sedang mengembangkan dan membangun kurikulum baru dan terspesialisasi.
"Fokusnya pada aspek keterampilan dan perilaku serta mengaktifkan perluasan peluang pelatihan teknis dan kejuruan di Kerajaan. Kementerian juga berupaya membuka pintu penerimaan lamaran sepanjang tahun bagi pelajar yang ingin mengikuti Program Beasiswa Penjaga Dua Masjid Suci," ucapnya.
Al-Benyan memuji kemajuan kementerian dalam sejumlah indikator internasional. Dia mengungkapkan, pelajar Saudi memperoleh total 141 penghargaan selama tahun 1444 H, di sejumlah kompetisi internasional.
Ia menekankan upaya kementerian untuk meningkatkan komunikasi dan integrasi antara pendidikan publik, pendidikan universitas, dan pendidikan teknis, dan menjembatani antar sektor pendidikan. Unit khusus telah dibentuk untuk mengembangkan strategi pendidikan dalam bahasa Tiongkok, dan guru perempuan akan dikirim ke luar negeri untuk mempelajarinya.