IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Di negara dengan empat musim seperti Eropa, musim gugur termasuk yang sangat dinantikan dengan dedaunannya yang mulai berubah warna dan berguguran. Lanskapnya yang penuh dengan warna-warna merah dan kuning seolah menjadi ekspedisi menawan, yang menanti para pelancong.
Momen ini juga bisa dimanfaatkan untuk menelusuri kembali jejak para pionir Arab-Muslim, yang meninggalkan jejak tak terhapuskan di Benua Biru ini. Wisatawan bisa menyusurinya mulai dari bazar yang ramai di Sarajevo, hingga Istana Alhambra yang elegan di Granada, Spanyol.
Dilansir di Arab News, Selasa (10/10/2023), berikut ini panduan yang bisa dijadikan acuan wisatawan Muslim yang ingin menikmati warisan Islam Eropa, selama enam hari berturut-turut.
Hari 1: Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina
Saat fajar menyingsing di cakrawala, perjalanan menjelajah sejarah Islam di Eropa bisa dimulai di jantung kota Sarajevo, ibu kota Bosnia dan Herzegovina. Kota ini menjadi titik bertemunya Timur dan Barat, sekaligus merupakan lambang ketahanan dan warisan lintas budaya.
Gema masa lalu Ottoman seolah menyapa melalui jalan-jalan labirin di Baščaršija, pasar tua Sarajevo, serta pusat sejarah dan budaya kota yang dibangun pada abad ke-15. Udara di kota ini dipenuhi aroma harum rempah-rempah, ditambah keramaian seruan para pedagang yang menciptakan ragam simfoni bahasa, seperti halnya barang yang mereka tawarkan.
Di lokasi ini terdapat Masjid Gazi Husrev-beg dengan multi-kubahnya, yang selama 500 tahun berdiri sebagai mahakarya arsitektur Ottoman. Saksi bisu sejarah seolah terbentang dan terpancat dalam temboknya. Detail rumit pada fasad masjid seakan bercerita tentang kisah iman, budaya, dan jalinan peradaban.
Hari 2: Eksplorasi Sarajevo
Di hari kedua setelah matahari terbit di atas Sarajevo, pelancong dapat memulai penjelajahan dengan menggali lebih dalam lapisan kota dinamis ini. Rumah Svrzo bisa dijadikan pilihan, yang berdiri sebagai museum hidup dan menawarkan sekilas kehidupan sehari-hari keluarga era Ottoman.
Terowongan Perang Sarajevo, yang dibangun antara bulan Maret dan Juni 1993 selama Pengepungan Sarajevo di tengah-tengah Perang Bosnia, merupakan pengingat akan masa lalu kota ini, sekaligus cerminan semangat dan ketahanan kota tersebut.
Hari 3: Perjalanan ke Skopje, Makedonia Utara
Usai berpuas diri di Sarajevo, perjalanan bisa dilanjutkan ke kota Skopje yang menawan di Makedonia Utara. Setelah mendarat, Sungai Vardar yang megah akan menyambut dan siap bercerita sebagai saksi pasang surut sejarah.
Salah satu pasar tertua dan terbesar di Balkan, Skopje’s Old Bazaar, tak boleh ketinggalan dan dilewati. Pasar ini serupa labirin jalan berbatu dengan beragam toko-toko pengrajin, menampilkan pesona era Ottoman.
Di sini, wisatawan yang datang akan menemukan halaman tersembunyi dan fasad berdesain rumit, yang mengingatkan pada masa lalu. Dibangun di atas fondasi Romawi di bawah naungan Sultan Mehmed II sang Penakluk, Jembatan Batu sebagai simbol ikonik kota membentang di sungai, menghubungkan masa lalu dengan masa kini.
Hari 4: Skopje dan sekitarnya
Hari berikutnya bisa dimanfaatkan untuk mempelajari lebih jauh kekayaan sejarah Skopje dan menjelajah melampaui perbatasannya. Perjalanan sehari ke Tetovo memberikan gambaran sekilas tentang pengaruh Arab-Muslim di wilayah tersebut.
Masjid Lukis, bangunan berusia 600 tahun, dihiasi dengan lukisan dinding yang semarak dan desain yang rumit. Hal ini merupakan bukti pertukaran budaya abadi yang telah membentuk Makedonia Utara.
Kembali ke Skopje, keajaiban arsitektur kota ini seolah tak henti-hentinya memanjakan mata. Terletak di titik tertinggi di kota yang menghadap ke Sungai Vardar, Benteng Kale dengan fondasi yang dibangun pada awal abad ke-6 menawarkan pemandangan lanskap kota yang indah.
Saat matahari terbenam, setiap pelancong akan dibawa tenggelam dalam perpaduan budaya mempesona yang menjadi ciri khas Skopje.
Hari 5: Perjalanan ke Granada, Spanyol
Perjalanan menyusuri sejarah Islam di Benua Biru akan memasuki babak baru saat mengucapkan selamat tinggal pada Skopje, serta melanjutkan misi menikmati lanskap Granada, Spanyol yang bermandikan sinar matahari.
Dengan pesawat, wisatawan akan dibawa ke negeri tempat arsitektur Moor dan pesona Eropa berpadu secara harmonis. Saat //check-in// ke akomodasi yang sudah dipesan, Istana Alhambra akan tampak di kejauhan dan menjanjikan sekilas dunia keajaiban arsitektur.
Berdiri sejak 1238, Alhambra merupakan sebuah mahakarya seni dan budaya Islam. Situs sejarah ini menjadi pintu gerbang menuju masa lalu berabad-abad lamanya.
Tidak hanya itu, terdapat pula Istana Nasrid dengan karya plesteran rumit dan mosaik halus, yang menampilkan dedikasi para pengrajin terhadap kesempurnaan. Wisatawan juga dapat menikmati Taman Generalife, sebuah oase tenang dengan air mancur dan tanaman hijau, memberikan ketenangan saat Anda melintasi bukti hidup sejarah ini.
Hari 6: Albaicín dan Albayzín di Granada
Di hari terakhir, wisatawan dapat menikmati daya tarik Granada yang melampaui tembok Alhambra. Lingkungan Albaicín dan Albayzín, dengan jalan-jalan sempit berliku dan rumah-rumah bercat putih, membawa pelancong ke era lain.
Di penghujung, jangan lupa berkunjung ke Mesquite Mayor de Granada, bangunan yang dulunya sempat difungsikan sebagai masjid. Gedung tersebut seolah mencerminkan sejarah multikultural dan makna spiritual kota ini.
Sumber:
https://www.arabnews.com/node/2380151/lifestyle