Selasa 14 Nov 2023 12:00 WIB

Replika Kapal Pengangkut Jamaah Haji pada Masa Lalu Dipamerkan

Pemkot Sabang pamerkan replika kapal pengangkut jamaah haji di masa lalu.

Red: Muhammad Hafil
Replika kapal angkutan jamaah haji di masa lalu yang dipamerkan Pemkot Sabang.
Foto: Antara
Replika kapal angkutan jamaah haji di masa lalu yang dipamerkan Pemkot Sabang.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA --Pemerintah Kota Sabang menampilkan kapal penumpang jamaah haji pada zaman dulu di Anjungan Kota Sabang selama Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) Ke-8 di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh.

Koordinator Anjungan Kota Sabang Evan Boy Foreman di Banda Aceh, Sabtu, mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Museum BPKS Sabang menampilkan berbagai partisi sejarah yang berhubungan dengan Sabang, dengan menyinggung tema PKA Ke-8, yakni Rempahkan Bumi, Pulihkan Dunia.

Baca Juga

“Salah satunya kami membawa miniatur kapal kolonial Belanda masa itu, yang membawa penumpang untuk embarkasi haji,” kata Evan.

Selain miniatur kapal, pihaknya juga menampilkan foto-foto aktivitas bongkar muat barang zaman dulu sekaligus keterangan serta beragam partisi sejarah lainnya.

Ia menjelaskan, kapal kolonial Belanda itu pada 1924 merupakan transportasi jamaah haji menunaikan ibadah ke Tanah Suci. Bahkan, embarkasi pertama haji itu berada di Pulau Rubiah, Sabang.

Menurut Evan, jamaah yang berangkat ke Mekkah dengan menggunakan kapal tersebut membutuhkan waktu tiga bulan untuk perjalanan ke tanah suci Makkah dan tiga bulan kembali lagi ke Indonesia.

“Saat tiba, mereka dikumpulkan di Pelabuhan Sabang dan mereka diangkut ke Pulau Rubiah, di sana ada bangunan yang namanya embarkasi haji Indonesia,” ujarnya.

Di sana, dia melanjutkan, jamaah haji tersebut didata kembali oleh pihak Belanda, untuk mengetahui jumlah haji pribumi yang kembali ke Indonesia.

“Semuanya juga dikarantina untuk menghindari penyakit-penyakit yang dibawa dari sana, karena saat itu Belanda begitu ketatnya,” katanya.

Evan menambahkan, pada 1924 pelabuhan bebas Sabang sudah menjadi salah satu jalur perdagangan yang paling padat di dunia karena adanya pertemuan jalur internasional.

Selat Malaka yang berseberangan dengan Pulau Sabang menjadi arus lalu lintas pelayaran kapal-kapal internasional. Hal ini yang membuat mereka singgah di Sabang.

Sebelumnya, Pj Wali Kota Sabang Reza Fahlevi mengatakan, Pemkot memperkenalkan lima jalur rempah pada anjungan Sabang selama PKA ke-8, yakni sejarah, kesenian, wastra, kuliner, dan rempah.

“Kita telah mendesain anjungan Kota Sabang sesuai dengan tema jalur rempah yang tujuannya adalah memberikan pengetahuan kepada masyarakat akan peran Sabang dalam jalur rempah di masa lalu,” kata Reza.

Sabang terkenal dengan cengkih, pala dan pinang. Di mana pada anjungan tersebut ikut menyuguhkan produk hasil rempah yang diolah, seperti manisan pala, sirup pala, manisan belimbing, sirup belimbing, minyak VCO termasuk dengan atraksi pengolahannya secara langsung.

“Kami mengajak masyarakat untuk mengunjungi anjungan Sabang, karena kami telah menyiapkan beragam informasi terhadap peran Kota Sabang dalam jalur rempah dunia,” ujarnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement