IHRAM.CO.ID, MATARAM -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai melaksanakan pengecekan kesehatan calon jamaah haji 2024 di 11 puskesmas se-Kota Mataram.
"Untuk hari ini layanan kesehatan calon haji kami mulai di enam puskesmas. Puskesmas yang lain menyusul, yang pasti minggu ini juga," kata Plt Kepala Dinkes Kota Mataram Emirald Isfihan usai pemantauan layanan kesehatan haji di Puskesmas Cakranegara bersama Kepala Kemenag Kota Mataram Jaelani, Rabu (10/1/2024).
Enam puskesmas yang mulai melaksanakan pemeriksaan kesehatan calon haji adalah Puskesmas Cakranegara, Dasan Agung, Karang Taliwang, Mataram, Selaparang, dan Pagesangan. Dalam layanan pemeriksaan calon jamaah haji tahap pertama ini, kata dia, hanya dilakukan skrining, kemudian besok dilanjutkan dengan pengambilan sampel darah untuk dicek di laboratorium.
"Hasil skrining ini akan menjadi acuan kami untuk pemetaan kesehatan jamaah haji yang masuk kategori risiko tinggi, sedang, dan rendah," katanya.
Ia berharap agar semua calon jamaah haji asal Kota Mataram bisa segera melakukan pemeriksaan kesehatan pada puskesmas di wilayah masing-masing. "Pemeriksaan kesehatan calon haji kami lakukan sedini mungkin agar target nol peristiwa kematian terhadap jamaah haji bisa tercapai," katanya.
Kepala Kantor Kemenag Kota Mataram Jaelani sebelumnya mengatakan kuota jamaah calon haji reguler Kota Mataram pada musim tahun 2024 sebanyak 630 orang. Sebanyak 630 calon haji yang yang sudah masuk dalam kuota pemberangkatan tahun 2024 sudah diinformasikan melalui Kantor Urusan Agama (KUA) masing-masing kecamatan. Saat ini, sedang dilaksanakan tahapan pemeriksaan kesehatan di fasilitas kesehatan terdekat atau di 11 puskesmas se-Kota Mataram.
"Tahapan pemeriksaan kesehatan calon haji ini dilakukan lebih awal sesuai dengan arahan dari Kementerian Agama untuk memastikan kondisi kesehatan jamaah sebelum berangkat," katanya.
Tujuannya agar petugas bisa cepat melakukan pemetaan terhadap kondisi kesehatan dan penanganan lebih lanjut sesuai dengan jenis penyakit yang dialami jamaah baik yang risiko ringan, sedang, maupun tinggi.
"Dengan demikian ketika tiba saat pemberangkatan jamaah sudah sehat walafiat dan dapat melaksanakan ibadah haji dengan lancar," katanya.