IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Melalui pernikahan, laki-laki dan perempuan disatukan untuk membangun mahligai rumah tangga. Dalam kehidupan rumah tangga ini, suami pun diperintahkan untuk memuliakan istri, termasuk dalam berhubungan intim.
Sebagaimana dijelaskan dalam Alquran, Allah SWT berfirman:
وَعَاشِرُوْهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ ۚ فَاِنْ كَرِهْتُمُوْهُنَّ فَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّيَجْعَلَ اللّٰهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا
Artinya: "Pergaulilah mereka dengan cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak di dalamnya." (QS an-Nisa' [4]: 19)
Menukil Tafsir Tahlili Kemenag RI, dalam ayat tersebut Allah memerintakan para suami agar bergaul dengan istri dengan baik. Jangan kikir dalam memberi nafkah, jangan sampai memarahinya dengan kemarahan yang melewati batas atau memukulnya atau selalu bermuka muram terhadap mereka.
Seandainya suami membenci istri dikarenakan istri itu mempunyai cacat pada tubuhnya atau terdapat sifat-sifat yang tidak disenangi atau kebencian serius kepada istrinya timbul karena hatinya telah terpaut kepada perempuan lain, maka hendaklah suami bersabar, jangan terburu-buru menceraikan mereka.
Mudah-mudahan yang dibenci oleh suami itu justru yang akan mendatangkan kebaikan dan kebahagiaan kepada mereka.
Dalam majalah //Suara Aisyiah//, alumni Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah, Dewi Umaroh menjelaskan, istri memiliki hak untuk dimuliakan karena memuliakan istri termasuk perbuatan utama yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: خياركم خياركم لنسائهم
Artinya: “Rasulullah SAW bersabda: Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap perempuannya (istrinya)” (HR Ibnu Majah No 1978).
Dalam hadits lain juga dijelaskan,
عن النبي صلى الله عليه وسلم، قال: خيركم خيركم لأهله، وأنا خيركم لأهلي
Artinya, “Dari Nabi SAW bersabda: Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik terhadap keluarganya (istrinya). Dan aku adalah orang terbaik di antara kalian terhadap keluargaku (istriku)” (HR Ibnu Majah No 1977).
Menurut Dewi Umaroh, begitu pentingnya perilaku memuliakan istri ini sampai Rasulullah mengkorelasikannya dengan keimanan:
عن أبي هريرة رضي الله عنه مرفوعاً: أكمل المؤمنين إيمانا أحسنهم خلقا، وخياركم خياركم لنسائهم
Artinya, “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya di antara mereka. Dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya” (HR At-Tirmidzi No. 1162).