IHRAM.CO.ID, MEDAN -- Sebanyak 7.555 peserta calon haji di Provinsi Sumatra Utara (Sumut) telah melunasi biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) jemaah reguler 1445 H/2024 M tahap pertama.
"Pelunasan tahap pertama di Sumut sekitar 90,72 persen," ujar Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sumut Zulfan Efendi di Medan, Kamis.
Pihaknya mengatakan pelunasan Bipih jemaah reguler tahap pertama tahun ini dilaksanakan oleh 7.555 peserta calon haji dari kuota haji sebanyak 8.328 orang.
Sedangkan pelunasan biaya perjalanan ibadah haji jemaah reguler tahap pertama dibuka sejak 10 Januari hingga 23 Februari 2024.
Data Kanwil Kemenag Provinsi Sumatera Utara menyebutkan kuota haji reguler pada 2024 sebanyak 8.328 orang terdiri atas jemaah 7.815 orang, lanjut usia 416, petugas haji daerah 66 orang, dan pembimbing kelompok bimbingan ibadah haji dan umrah 31 orang.
"Namun ada penambahan kuota haji Sumut sebanyak 296 calon haji menjadi 8.624 orang tahun ini," kata Zulfan.
Pihaknya juga mengatakan sebanyak 1.069 peserta calon haji asal Sumut bakal melunasi biaya perjalanan ibadah haji jemaah reguler tahap kedua pada 13 - 26 Maret 2024.
"Pelunasan tahap kedua untuk peserta calon haji pelunasan tahap pertama gagal sistem, lalu pendamping lanjur usia/disabilitas dan penggabungan mahrom terpisah," tutur Zulfan.
Kemenag melaporkan sebanyak 200.601 peserta calon haji reguler telah melunasi Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) 1445 Hijriah/2024 Masehi hingga masa pelunasan tahap pertama ditutup.
"Pelunasan Bipih jemaah haji reguler tahap I ditutup sore ini. Total sudah ada 200.601 jamaah yang melunasi biaya haji," ujar Juru Bicara Kemenag Anna Hasbie.
Anna mengatakan progres pelunasan itu telah menyentuh angka 94,03 persen dari total jamaah calon haji reguler.
Kuota haji Indonesia tahun ini sebanyak 221.000 orang. Indonesia kemudian mendapat tambahan sebesar 20.000 kuota sehingga jumlahnya menjadi 241.000.
Date Publish : 2024-03-01 00:46:13
Ulama Prof Dr M Quraish Shihab mengatakan pentingnya umat Islam mengeluarkan zakat dari penghasilan dalam menyambut bulan suci Ramadhan.
"Ketika Allah memerintahkan untuk memberi, ada dua, ada pemberian zakat, ada pemberian selain zakat. Berikan itu (zakat) dari upahmu, kecil atau besar," kata dia dalam acara Tarhib Ramadhan di Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan Tuhan tidak meminta semua harta benda umatnya, melainkan hanya 2,5 persen.
"Dalam firman-Nya, Tuhan tidak meminta semua hartamu, Tuhan juga tahu kamu bakal kikir kalau diminta semua hartamu, tetapi Tuhan hanya minta sedikit, itu 2,5 persen," katanya.
Meski demikian, pihaknya meminta umat agar jangan merasa kecil atas secuil harta yang diamalkan.
"Boleh jadi sedikit yang anda beri, lebih bernilai dari yang banyak. Jangan pernah merasa yang sedikit itu tidak bisa menjadi besar," kata mantan Menteri Agama RI ini.
Ia mendorong umat Islam agar menyisihkan sebagian hartanya untuk diberikan kepada mustahik atau orang yang berhak menerima zakat dalam menyambut bulan suci Ramadhan.
"Cara kita menyambut Ramadhan, kita cari siapa yang wajar diberi," kata Quraish Shihab yang juga cendekiawan Islam Indonesia itu.
Menurut Quraish Shihab, ada dua penyaluran zakat, yakni pemberian ke penerima secara langsung dan melalui amil atau organisasi zakat.
"Saya katakan dua-duanya bagus, kalau memberi langsung ada risikonya, seandainya zakat yang anda berikan dicuri orang, maka wajib anda untuk membayar zakat lagi. Kalau diberikan ke amil, maka amil itu telah mewakili fakir miskin, sehingga kalau (zakat) tidak sampai, tugas anda sudah selesai. Itu keistimewaannya," katanya.