IHRAM.CO.ID, RIYADH — Kapasitas Al Mas'aa, di mana ritual Sa'i dilakukan di Masjidil Haram, tempat paling suci Islam, di kota Makkah Saudi telah mencapai 118 ribu peziarah per jam. Sa'i merupakan sebuah ritual yang dilakukan oleh para peziarah dengan berjalan tujuh kali bolak-balik antara bukit Safa dan Marwa yang terletak di bagian timur Masjidil Haram.
Dilansir dari Gulf News, Rabu (20/3/2024), ruang antara kedua bukit itu disebut Al Mas'aa. Al Mas'aa memiliki panjang 394 meter dan lebar 40 meter, dengan total jarak yang ditempuh oleh peziarah selama tujuh perjalanan bolak-balik berjumlah sekitar 2,7 km.
Ritual Sa’i adalah penghormatan kepada Hajar, istri Nabi Ibrahim atas perjuangannya mencari air untuk menghilangkan dahaga anak mereka Ismail.
Ekspansi terbaru yang diperkenalkan ke situs telah meningkatkan lebar Al Mas'aa menjadi 40 meter, bukan 20, sementara luas keseluruhan struktur bangunan dan layanan terkaitnya berjumlah 125 ribu meter persegi, kantor berita Saudi SPA melaporkan
Peningkatan kapasitas untuk menghindari kemacetan peziarah dan memastikan keselamatan mereka, terutama pada musim puncak umroh. Umrah dapat dilakukan sepanjang tahun di Masjidil Haram, terdiri dari dua ritual utama: Tawaf atau mengelilingi Ka'bah Suci dan Sa'i.
Ramadhan biasanya menandai musim puncak umrah ketika jamaah dari dalam dan luar Arab Saudi berduyun-duyun ke Masjidil Haram.
Jumlah peziarah umrah mencapai rekor 13,5 juta tahun lalu, kata Menteri Haji dan Umrah Saudi Tawfiq Al Rabiah pada Januari.
Arab Saudi, tempat kelahiran Islam, dalam beberapa bulan terakhir telah memperkenalkan sejumlah fasilitas bagi umat Islam yang ingin datang ke negara itu untuk Umrah.
Otoritas Saudi telah memperpanjang visa Umrah dari 30 hari menjadi 90 dan mengizinkan pemegangnya untuk memasuki kerajaan melalui semua outlet darat, udara dan laut dan berangkat dari bandara mana pun.
Selanjutnya, Arab Saudi telah mengizinkan warganya untuk mengajukan permohonan mengundang teman-teman mereka ke luar negeri untuk mengunjungi kerajaan dan melakukan umrah.
Peziarah wanita tidak lagi diharuskan untuk dikawal oleh wali laki-laki. Kerajaan juga mengatakan bahwa ekspatriat yang tinggal di negara-negara Dewan Kerjasama Teluk memenuhi syarat untuk mengajukan visa turis, terlepas dari profesi mereka, dan dapat melakukan Umrah.
Persiapan awal sudah berlangsung di Arab Saudi untuk ibadah haji, yang diperkirakan akan terjadi pada bulan Juni.