IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Dalam penyelenggaraan ibadah haji 2023, jamaah Indonesia yang wafat tembus di angka 800 orang. Untuk menekan angka kematian dalam penyelenggaraan haji tahun ini, Kementerian Agama (Kemenag) telah melakukan berbagai langkah, di antaranya dengan memperketat Istithaah Kesehatan Haji.
Direktur Bina Haji Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU), Arsad Hidayat mengatakan, istithaah kesehatan tersebut ditekankan kepada jamaah lanjut usia (lansia). Calon jamaah yang tidak bisa memenuhi syarat itu, maka tidak bisa melakukan pelunasan biaya haji 2024.
"Pelunasan tidak bisa dilakukan kecuali mereka sudah melalaui tahapan istihaag haji. Itu saya kira upaya maksimal kita untuk melakukan filter dari awal," ujar Arsad saat meninjau kegiatan simulasi layanan petugas haji di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Selasa (26/3/2024).
Dia menegaskan bahwa syarat istithaah kesehatan itu bukan dalam rangka melarang calon jamaah lansia untuk melaksanakan haji, tapi hanya untuk menggambarkan kondisi masing-masing jamaah.
"Karena toh kalau bicara fikih atau manasik, istithaah itu kan syarat wajib haji, yang harus dipenuhi seseorang ketika melakukan ibadah haji. Jadi kalau terpenuhi istithaahnya, baru yang bersangkutan wajib haji," ucap Arsad.
Awalnya sebagian masyarakat sempat mempermasalahkan syarat istithaah kesehatam tersebut. Namun, setelah diberi pemahaman, mereka akhirnya bisa menerima syarat tersebut.
"Seiring waktu jamaah juga memahami kenapa itu dilakukan, alhmadulillah berjalan, dan sekarang tinggal pelunasan tahap kedua, dan tanggal 26 (Maret) akan selesai insyaAllah," kata Arsad.
Untuk menekan jumlah kematian jamaah tahun ini, Kemenag juga mempersiapkan lebih baik lagi skema layanan lansia. Pada 2023 lalu, menurut dia, jamaah lansia berjumlah 71 ribu dan menjadi salah satu penyumbang tingginya angka kematian jamaah.
"Maka kita di tahun 2024 juga memepersiapkan skema layanan lansia yang lebih baik lagi dibandingkan dengan tahun 2023 kemarin, saya kira ini juga dalam rangka menekan angma kematian itu," jelas Arsad.
Selain itu, menurut Arsad, Kemenag juga membekali para pembimbing ibadah haji dengan pengetahuan manasik yang ramah terhadap lansia. Menurut dia, hal ini juga dapat menekan angka kematian jamaah haji tahun ini. Karena, jamaah lansia tidak perlu memaksakan diri dalam melaksanakan semua proses ibadah haji.
"Ini saya kira juga dalam rangka memberikan solusi buat jamaah lansia yang mungkin mereka memiliki keterbatasan fisik karena faktor umur. Jadi kalau mereka seperti itu harus dikasih solusi," ujar Arsad.
Dia menjelaskan, ibadah haji merupakan ibadah fisik. Sementara, jamaah jamaah lansia memiliki keterbatasan. Menurut Arsad, dua hal itu bertentangan. Karena itu, pihaknya merasa perlu untuk mejembatani dengan manasik yang ramah terhadap lansia.
"Jadi dia tetap bisa berhaji tapi dia tetap nyaman. Jadi itu juga salah satu upaya kita dalam rangka menekan angka kematian," ucap dia.
Arsad menambahkan, dalam penyelenggaraan ibadah haji tahu lalu angka kematian itu ternyata meningkat drastis setelah puncak haji dan faktornya karena kelelahan. Karena itu, menurut dia, pihaknya akan terus mensosialisikan proses ibadah haji ramah lansia kepada para jamaah.
"Nah ini pun kita akan sosialisikan betul kepada para jamaah ini, kalau saja mereka itu memang memiliki kondisi prima ya diwakilkan saja pelaksanaan jumrah aqabah-nya atau jumrah yang lainnya," kata Arsad.
"Mudah-mudahan dengan begitu mereka tidak lelah, senang, nyaman, dan insyaallah akan kembali ke Tanah air. Kita gak tahu berapa angka yang akan muncul nanti, tapi kita harapkan upaya kita itu dalam rangka menekan angka itu," jelas Arsad.