IHRAM.CO.ID, MADINAH– Sudah menjadi kewajiban bagi setiap muslim yang beriman kepada Allah SWT untuk melakukan amalan – amalan sholeh. Allah SWT sangat menyukai hambanya yang beramal sholeh sehingga Nabi Muhammad SAW melakukan amalan tersebut dengan cara menjaga hati, lisan, dan perbuatannya. Tetapi, seberapa penting amal sholeh bagi seorang muslim?
“Ingatlah, Anda berada di hari-hari harapan dan di baliknya berdiri kematian. Barangsiapa beramal (sholeh) dalam hari-hari harapannya sebelum datang kematiannya, amalnya akan bermanfaat baginya dan kematiannya tidak akan merugikannya. Tetapi, orang-orang yang tidak beramal (sholeh) dalam masa harapannya sebelum datang ajalnya, amalnya adalah sia-sia dan kematiannya adalah suatu kemudaratan baginya,” dikutip dari buku karya Prof. Ali Muhammad Shalabi yang berjudul, Shirah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib, yang berasal dari khutbah Nabi Muhammad SAW, Jumat (01/03/2024).
Pemahaman yang tumbuh dan berkembang dalam diri Nabi Muhammad SAW dan para sahabat itulah yang menjadikan karakter dan menjadi mengakar di alam bawah sadar mereka sehingga memiliki orientasi hidup yang fokus pada akhirat dan tidak dapat dipisahkan dari hidup mereka.
Bahkan jika ada seorang umat muslim yang tidak melakukan apa – apa, tetapi ia tersenyum kepada anggota keluarga, tetangga, atau siapapun yang dilihat dan bertemu ia menyempatkan tersenyum kepada mereka juga merupakan bagian dari iman dan amal sholeh. Seperti jang dijelaskan pada Hadits Riwayat Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda,
أبي ذرّ رضي الله عنه قال : قالَ لي النبي صلى الله عليه و سلم : لاَ تَحْقِرَنَّ منَ المعْرُوفِ شَيْئاً ولوْ أنْ تَلْقَ أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ)).
Artinya : “Dari Abi Dzar radhiallahu anhu, Rasulullah bersabda: “Janganlah kamu meremehkan kebaikan sekecil apapun, sekalipun engkau bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri.”
Dijelaskan juga pada surat Al-Baqarah ayat 263,
قَوْلٌ مَعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِنْ صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَا أَذًى ۗ وَاللَّهُ غَنِيٌّ حَلِيمٌ
Artinya : “Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.”