Selasa 09 Apr 2024 23:15 WIB

Lanjutkan Semangat Ibadah Pasca Ramadhan

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan keberkahan dan kemuliaan.

Rep: Mgrol150/ Red: Muhammad Hafil
Amal ibadah Ramadhan (Ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Amal ibadah Ramadhan (Ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, MAKKAH – Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan keberkahan dan kemuliaan. Ketika bulan Ramadhan telah berlalu, umat muslim dianjurkan untuk tetap konsisten dalam beribadah. Terdapat kisah orang – orang yang hanya rajin beribadah hanya di bulan Ramadhan saja.

Umat muslim yang beriman adalah yang mengerjakan ibadah – ibadahnya tanpa memandang tempat dan waktu tertentu. Ada seseorang yang bertanya kepada Imam Asy Syibli, di antara bulan Rajab dan Syaban manakah yang lebih utama. Kemudian ia menjawab,

Baca Juga

“Jadilah kamu seorang Rabbani (hamba Allah SWT yang selalu beribadah kepada-Nya di setiap waktu dan tempat), dan janganlah kamu menjadi seorang Syabani (orang yang hanya beribadah kepada-Nya di bulan Syaban atau bulan tertentu lainnya),” dikutip dari kitab karya Imam Ibnu Rajab Al Hambali yang berjudul, Lathaiful Maarif.

Imam Bisyr bin Al Harits Al Hafi juga pernah ditanya tentang orang-orang yang rajin beribadah hanya di bulan Ramadhan, maka ia menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang sangat buruk, (karena) mereka tidak mengenal hak Allah kecuali hanya di bulan Ramadhan, (hamba Allah) yang shaleh adalah orang yang rajin dan sungguh-sungguh beribadah dalam setahun penuh.”

Sebagai hamba Allah SWT, umat muslim tetap membutuhkan dan mengharapkan rahmat Allah SWT tidak hanya di bulan Ramadhan saja, tetapi juga di bulan – bulan lainnya. Seperti yang tertulis dalam surat Al Ahqaf ayat 13, Allah SWT berfirman,

اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَۚ

Arab Latin : Innal-lażīna qālū rabbunallāhu ṡummastaqāmū falā khaufun ‘alaihim wa lā hum yaḥzanūn(a).

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian tetap istikamah, tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih.”

Ayat di atas menjelaskan, bahwa orang – orang yang konsisten mengikuti garis yang telah ditentukan agama, mengikuti perintah Allah SWT dengan sebenar-benarnya, dan menjauhi larangan-Nya. Maka orang yang semacam itu tidak ada suatu kekhawatiran dalam diri mereka di hari Kiamat, karena Allah SWT menjamin keselamatan mereka. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement