Selasa 23 Apr 2024 22:22 WIB

Kisah Perang Hunain

Perang Hunain merupakan pertempuran terbesar yang diikuti oleh Nabi Muhammad SAW.

Rep: Mgrol150/ Red: Muhammad Hafil
Kisah Perang Hunain. Foto:   Lokasi Perang Badar (ilustrasi)
Foto: wikipedia
Kisah Perang Hunain. Foto: Lokasi Perang Badar (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, MAKKAH – Peristiwa penting yang terjadi pada bulan Syawal adalah berlangsungnya perang Hunain. Perang tersebut merupakan pertempuran terbesar yang diikuti oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Bahkan perang Hunain merupakan disebut sebagai perang paling berbahaya yang pernah dihadapi umat muslim.

Pada perang Hunain, jumlah umat muslim memiliki keunggulan lebih banyak daripada jumlah pasukan musuh. Tetapi, jumlah yang banyak tidak dapat berguna ketika jiwa seseorang tidak dipenuhi dengan iman. Pada saat itu, persiapan yang dilakukan oleh umat muslim sudah cukup sempurna dari segi fisik dan jumlah pasukan.

Baca Juga

Hal tersebut tidak berpengaruh karena pada saat yang sama dunia dan hawa nafsu sudah merasuk ke dalam hati dan jiwa mereka. Karena itulah, umat muslim saat itu terpecah di Lembah Hunain dan berlarian saat pasukan musuh menyerbu. Tetapi, untuk mengatasi hal tersebut, Nabi Muhammad SAW berteriak dan didengar oleh kaum Anshar dan Muhajirin sehingga dapat bersatu kembali dan melindungi Nabi Muhammad SAW. 

Akibat dari ketenangan yang telah bersatu pada hati dan jiwa dapat membawa mereka menuju kemenangan dan mengalahkan musuh – musuh. Seperti yang dijelaskan pada surat At Taubah ayat 25 – 27, Allah SWT berfirman,

لَقَدْ نَصَرَكُمْ اللّٰهُ فِي مَوَاطِنَ كَثِيرَةٍ وَيَوْمَ حُنَيْنٍ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنْكُمْ شَيْئاً وَضَاقَتْ عَلَيْكُمْ الأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُمْ مُدْبِرِينَ (٢٥) ثُمَّ أَنزَلَ اللّٰهُ سَكِينَتَهُ عَلَى رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَأَنزَلَ جُنُوداً لَمْ تَرَوْهَا وَعَذَّبَ الَّذِينَ كَفَرُوا وَذَلِكَ جَزَاءُ الْكَافِرِينَ (٢٦) ثُمَّ يَتُوبُ اللّٰهُ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ عَلَى مَنْ يَشَاءُ وَاللّٰهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ  (٢٧)

 

Arab Latin : Laqad naṣarakumullāhu fī mawāṭina kaṡīrah(tin), wa yauma ḥunain(in), iż a‘jabatkum kaṡratukum falam tugni ‘ankum syai'aw wa ḍāqat ‘alaikumul-arḍu bimā raḥubat ṡumma wallaitum mudbirīn(a). Ṡumma anzalallāhu sakīnatahū ‘alā rasūlihī wa ‘alal-mu'minīna wa anzala junūdal lam tarauhā wa ‘ażżabal-lażīna kafarū, wa żālika jazā'ul-kāfirīn(a). Ṡumma yatūbullāhu mim ba‘di żālika ‘alā may yasyā'(u), wallāhu gafūrur raḥīm(un).

Artinya : “Sungguh, Allah telah menolong kamu (mukminin) di banyak medan perang, dan (ingatlah) perang Hunain, ketika jumlahmu yang besar itu membanggakan kamu, tetapi (jumlah yang banyak itu) sama sekali tidak berguna bagimu, dan bumi yang luas itu terasa sempit bagimu, kemudian kamu berbalik ke belakang dan lari tunggang-langgang. Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Dia menurunkan bala tentara (para malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menimpakan azab kepada orang-orang kafir. Itulah balasan bagi orang-orang kafir. Setelah itu Allah menerima tobat orang yang Dia kehendaki. Allah maha Pengampun, Maha Penyayang.” 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement