IHRAM.CO.ID, MAKKAH – Terdapat kisah unik dari seorang ulama terkemuka pada zamannya, Abdullah ibn Mubarak yang melaksanakan ibadah haji.
Abdullah ibn Mubarak, yang dikenal sebagai ulama besar pada abad ke-8, berasal dari wilayah Khurasan, Persia. Meskipun jarak yang jauh terpisah antara tempat tinggalnya dengan Makkah, Abdullah memiliki tekad yang kuat untuk melaksanakan ibadah haji. Namun, karena keterbatasan waktu, kondisi keuangan, dan berbagai hambatan lainnya, Abdullah tidak pernah memiliki kesempatan untuk pergi ke Makkah.
Kisah tersebut diambil dari kitab yang berjudul An Nawadir karya Syekh Ahmad Al Qulyubi. Kitab tersebut menceritakan bahwa Abdullah ibnu Mubarak tengah melakukan perjalanan untuk melaksanakan ibadah haji dan melihat seorang ibu beserta anak-anaknya memakan bangkai bebek.
Melihat kejadian itu, ia melarang mereka untuk berhenti untuk memakan bangkai bebek tersebut dan bertanya mengapa mereka memakan bangkai. Kemudian sang ibu menjawab, bahwa mereka telah mencari makanan selama tiga hari tetapi tidak menemukan makanan satupun.
Kemudian, Abdullah Ibnu Mubarak langsung tersentuh hatinya dan akhirnya memberikan semua bekalnya kepada mereka hingga habis. Setelah perjalanannya tertunda karena sudah tidak memiliki bekal akhirnya beliau memutuskan untuk kembali ke tempat tinggalnya.
Ketika sampai, beliau sangat terkejut saat orang-orang yang pulang dari pelaksanaan ibadah haji mengatakan bahwa beliau membantu teman-temannya menyiapkan bekal, memberi minum, sampai membelikan sejumlah barang untuk bekal pulang.
Setelah mendengar itu Abdullah Ibnu Mubarak kebingungan dan mengatakan bahwa beliau tidak bisa mengerjakan ibadah haji tahun ini. Kemudian, ia tertidur dan dalam mimpinya ia mendapatkan jawaban setelah kejadian tersebut.
Dalam mimpi, Abdullah Ibnu Mubarak mendengar ada yang berkata,
“Wahai Abdullah! Allah sesungguhnya telah menerima amal sedekahmu dan mengutus malaikat menyerupai sosokmu agar menggantikanmu untuk melaksanakan ibadah haji”.
Hal tersebut mengajarkan kepada umat muslim yang lain bahwa Abdullah Ibnu Mubarak lebih mementingkan untuk menolong seorang ibu dan anak – anaknya yang kelaparan dibandingkan ibadah hajinya dengan memberikan semua bekal yang dimiliki untuk diberikan kepada mereka. Karena menolong seorang ibu lebih penting dari apapun, karena menunaikan haji dapat dilaksankan kemudian hari.