IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Dalam ibadah umroh dan haji dikenal kata ihram atau berihram. Kapan dan di mana tepatnya jamaah umroh maupun haji mengambil ihram?
Dalam buku Petunjuk Bagi Jamaah Haji dan Umrah karya Tholal bin Ahmad Al-Aqil dijelaskan, berihram adalah pekerjaan pertama dalam melaksanakan haji maupun umroh. Yaitu niat dalam memasuki sebuah ibadah. Adapun waktunya untuk umroh adalah kapan saja sepanjang tahun, sedangkan waktu berhaji adalah di bulan-bulan haji yakni Syawal, Dzulqa’dah, dan 10 hari di awal bulan Dzulhijjah.
Rukun haji dan umroh dimulai dari ihram di miqat. Maka apabila jamaah haji atau jamaah umroh telah tiba di miqat, baik itu melalui darat dengan menggunakan mobil maupun sejenisnya, mereka hendaknya segera mandi dan memakai wangi-wangian (sekadarnya di badan) jika itu mudah ditempuh.
Namun, tidak mandi pun tidak masalah. Orang yang berihram juga diharuskan mengenakan dua kain ihram putih dan bersih. Satu sebagai sarung dan satunya lagi sebagai selendang bagi jamaah laki-laki. Adapun bagi jamaah perempuan, tidak ada pakaian yang disunahkan untuk berihram.
Tapi cukup bagi wanita berihram berpakaian yang dapat menutupi seluruh tubuhnya. Boleh berpakaian berwarna merah, hijau, biru, putih, maupun warna lainnya dengan catatan tidak penuh hiasan.
Setelah itu, jamaah melantunkan niat berihram untuk berumrah maupun untuk berhaji. Maka setelah mengucapkan niat (bertalbiyah), mulai dari situlah mereka telah mendeklarasikan menjalani suatu ibadah. Bagi jamaah yang hadir melalui perjalanan udara dan laut, tidak perlu khawatir kapan dan di mana pelaksanaan ihram itu dimulai.
Sebab sudah menjadi kebiasaan bagi awak kapal ataupun pesawat mengumumkan akan dekatnya tempat miqat. Agar jamaah haji maupun jamaah umroh bersiap-siap berihram ketika sampai di daerah miqat.