Kamis 23 May 2024 13:29 WIB

Tiga Hal yang Harus Diketahui Setiap Muslim pada Bulan Dzulhijjah

Dzulhijjah momentum melatih ikhlas dan kurban.

Rep: mgrol 151/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi ibadah kurban pada Dzulhijjah.
Foto: Sinergi Foundation
Ilustrasi ibadah kurban pada Dzulhijjah.

IHRAM.CO.ID,  JAKARTA -- Bulan Dzulhijjah adalah bulan terakhir dalam kalender Hijriyah yang memiliki keistimewaan dan keutamaan khusus bagi umat Islam. Dalam bulan ini, terutama 10 hari pertama bulan Dzulhijjah terdapat sejumlah peristiwa penting dan ibadah khusus yang dianjurkan untuk dilaksanakan.

Oleh karena itu, umat Muslim harus mengetahui beberapa hal yang bisa dilaksanakan pada bulan Dzulhijjah.

Baca Juga

Pertama, dianjurkan untuk memperbanyak takbir dan berdzikir

Berdzikir tidak hanya meningkatkan kedekatan seseorang dengan Allah tetapi juga mengingatkan akan kebesaran dan keagungan Allah. Dzikir adalah cara untuk membersihkan hati, menenangkan jiwa, dan memohon ampunan serta rahmat dari Allah.

Begitupun dengan takbir, dalam satu hadis dijelaskan Ibnu Umar pernah bepergian ke pasar pada 10 hari pertama Dzulhijjah sambil bertakbir. 

Imam Bukhari rahimahullah menyebutkan:

وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِى أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ أَيَّامُ الْعَشْرِ ، وَالأَيَّامُ الْمَعْدُودَاتُ أَيَّامُ التَّشْرِيقِ . وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ وَأَبُو هُرَيْرَةَ يَخْرُجَانِ إِلَى السُّوقِ فِى أَيَّامِ الْعَشْرِ يُكَبِّرَانِ ، وَيُكَبِّرُ النَّاسُ بِتَكْبِيرِهِمَا . وَكَبَّرَ مُحَمَّدُ بْنُ عَلِىٍّ خَلْفَ النَّافِلَةِ .

Ibnu ‘Abbas berkata, “Berdzikirlah kalian kepada Allah di hari-hari yang ditentukan yaitu 10  hari pertama Dzulhijjah dan juga pada hari-hari tasyriq.” Ibnu ‘Umar dan Abu Hurairah pernah keluar ke pasar pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah, lalu mereka bertakbir, lantas manusia pun ikut bertakbir. Muhammad bin ‘Ali pun bertakbir setelah shalat sunnah.

Kedua, hari ke-9 Dzulhijjah merupakan hari arafah

Puasa Arafah adalah amalan yang disunnahkan bagi orang yang tidak berhaji. Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu. (HR. Muslim no. 1162).

Ketiga, jika orang yang akan berkurban, dilarang memotong sehelai pun rambut pada badannya dan tidak menggunting kuku

Dalam ajaran Islam, terdapat anjuran bagi orang yang berniat untuk berkurban untuk tidak mencukur rambut dan memotong kuku mulai dari tanggal 1 Dzulhijjah hingga hewan kurbannya disembelih.

Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha:

إِذَا رَأَيْتُمْ هِلاَلَ ذِى الْحِجَّةِ وَأَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يُضَحِّىَ فَلْيُمْسِكْ عَنْ شَعْرِهِ وَأَظْفَارِهِ

Jika kalian telah menyaksikan hilal Dzulhijjah (maksudnya telah memasuki satu Dzulhijah, pen) dan kalian ingin berqurban, maka hendaklah shohibul qurban membiarkan (artinya tidak memotong) rambut dan kukunya). (HR. Muslim). 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement