Berita

Dari Penjual Pinang ke Sekolah Gratis: Alfius Raih Cita-cita di Jayapura

Advertisement

Jayapura – Pohon pinang yang menjulang tinggi di halaman Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 29 Jayapura, Papua, menjadi saksi bisu perjuangan Alfius Jrifenth Mote. Duduk di ruang kepala sekolah, Alfius, 15 tahun, menceritakan perjalanan hidupnya yang penuh liku sebelum akhirnya mengenyam pendidikan gratis berkualitas.

Sejak usia 9 tahun, Alfius harus membantu ibunya berjualan buah pinang untuk menopang hidup. Ayahnya telah meninggal dunia saat Alfius masih balita. Rutinitas paginya dimulai dengan memanjat minimal lima pohon pinang dan mencari daun sirih untuk dikemas dan dijual bersama ibunya di Pantai Base G.

Perjuangan Sehari-hari

“Mama jual di Pantai Base G,” ujar Alfius, Jumat (26/12/2025), saat ditemui di SRMA 29 Jayapura yang berlokasi di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Jayapura.

Meski bertubuh gempal dan mulai tumbuh kumis, Alfius masih memiliki semangat bermain layaknya anak seusianya. Namun, kewajiban membantunya berjualan tak bisa diabaikan. Sepulang sekolah, ia masih harus menemani ibunya hingga sore hari.

“Biasa temani mama jualan sampai jam 3 baru pergi main,” tuturnya.

Pendapatan sehari-hari tak menentu. Alfius merinci dagangannya dijual dalam dua paket. Paket pertama berisi 13 buah pinang, 3 daun sirih, dan kapur seharga Rp10 ribu. Paket kedua, yang berisi 30 buah pinang, 5 daun sirih, dan kapur, dibanderol Rp20 ribu.

Harapan Baru Melalui Sekolah Rakyat

Alfius belajar memanjat pohon pinang dari kakak laki-lakinya yang kini duduk di bangku kelas 3 SMA. Tubuhnya yang lebih kecil membuatnya lebih lincah menaklukkan pohon pinang yang menjulang.

Sementara kedua kakaknya beruntung dapat melanjutkan pendidikan hingga jenjang atas, Alfius sempat terancam putus sekolah karena keterbatasan biaya. Namun, kabar gembira datang dari rekan kakaknya yang menginformasikan program prioritas Presiden Prabowo Subianto, yaitu Sekolah Rakyat.

Advertisement

Program ini menyediakan pendidikan gratis berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Konsepnya adalah sekolah berasrama, dan salah satunya akan dibuka di Jayapura.

Tak lama berselang, kabar tersebut menjadi kenyataan. Seorang pendamping sosial mendatangi rumah Alfius dan menawarkan kesempatan melanjutkan pendidikan di Sekolah Rakyat. Dengan penuh sukacita, tawaran itu langsung diterima.

Kehidupan di Asrama

Kini, Alfius telah lima bulan lebih tinggal di asrama SRMA 29 Jayapura. Seluruh kebutuhannya ditanggung oleh negara, mulai dari makan tiga kali sehari dengan dua kali snack, seragam, tas, sepatu, alat tulis, pemeriksaan kesehatan, hingga biaya pendidikan.

Ia dan 99 rekannya tidak hanya didampingi guru, tetapi juga mendapat bimbingan intensif dari wali asuh dan wali asrama selama 24 jam. Setiap aktivitas mereka terjadwal dengan disiplin tinggi.

“Saya sudah betah di sini, teman-teman banyak, makan tiga kali, enak di sini semua terjamin,” ujar Alfius.

Yang terpenting baginya, kini ia dapat fokus belajar dan bermain, bebas dari ancaman memanjat pohon pinang dan berjualan di pinggir pantai setiap hari. Di Sekolah Rakyat, Alfius memupuk harapan untuk meraih cita-citanya menjadi seorang prajurit TNI.

Advertisement