Sabtu 09 May 2020 18:32 WIB

Lab Biomolekuler Riau Terima Ribuan Sampel

Jumlah pasien positif covid-19 di Riau hingga 9 Mei siang ada 69 orang.

Seorang warga melintas di jalan yang tergenang banjir pasang air laut di Kota Dumai, Dumai, Riau, Rabu (6/4/2020). Banjir yang berasal dari pasang air laut meluas sampai ke tengah permukiman warga dan merendam sekolah di Kota Dumai akibat sejumlah proyek pencegah banjir pada tahun ini ditunda pengerjaannya setelah anggaran proyek tersebut banyak dialihkan untuk bantuan sosial dan penanganan COVID-19
Foto: ANTARA /Aswaddy Hamid/
Seorang warga melintas di jalan yang tergenang banjir pasang air laut di Kota Dumai, Dumai, Riau, Rabu (6/4/2020). Banjir yang berasal dari pasang air laut meluas sampai ke tengah permukiman warga dan merendam sekolah di Kota Dumai akibat sejumlah proyek pencegah banjir pada tahun ini ditunda pengerjaannya setelah anggaran proyek tersebut banyak dialihkan untuk bantuan sosial dan penanganan COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Laboratorium Biomolekuler di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pemprov Riau sejak beroperasi pada 19 April 2020 telah menerima 2.020 spesimen untuk penanggulangan wabah covid-19. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliana Nazir  mengatakan sampel tersebut diterima sejak 19 April hingga 8 Mei.

Hasil dari uji spesimen tersebut, ada yang positif covid-19 dan sudah disampaikan kepada publik. Jumlah pasien positif covid-19 di Riau hingga 9 Mei siang ada 69 orang. Rinciannya, 35 orang masih dirawat, 28 sehat dan telah dipulangkan, serta enam orang meninggal dunia.

Baca Juga

Ia mengatakan lab tersebut memiliki kapasitas pemeriksaan sampel 60 hingga 100 sampel per hari dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction). Hasil uji ini  lebih akurat untuk menentukan apakah pasien terinfeksi covid-19 atau tidak.

Petugas lab dibagi dalam dua shift setiap hari untuk menyelesaikan pemeriksaan ribuan sampel yang masuk. "Ini patut kita apresiasi karena rekan-rekan kita di lab sudah bekerja siang-malam untuk memeriksa sampel pasien," kata Mimi.

Keberadaan lab biomolekuler tersebut juga membuat Riau tidak lagi bergantung pada lab Kementerian Kesehatan di Jakarta untuk memeriksa spesimen swab pasien. Dengan begitu, waktu tunggu pasien dalam pengawasan (PDP) maupun pasien positif covid-19 yang dirawat bisa lebih singkat karena tak perlu antre panjang lagi seperti sebelumnya.

Dengan begitu, penanggulangan covid-19 di Riau juga lebih efisien karena menghemat penggunaan alat pelindung diri (APD) khususnya hazmat yang harganya mahal dan tidak mudah didapatkan.

Ia menambahkan, meski sudah memiliki lab dengan metode PCR sendiri, Riau tetap melakukan rapid testsebagai deteksi awal covid-19 di seluruh 12 kabupaten dan kota. Hingga tanggal 8 Mei lalu, sudah sebanyak 8.058 pemeriksaan yang dilakukan atau 83,42 persen dari total alat yang sudah didistribusikan.

"Alat rapid test yang sudah didistribusikan ke daerah mencapai 9.660 dan realisasi pemeriksaan 8.058 atau 83,42 persen," katanya.

Dari seluruh pemeriksaan tersebut, lanjutnya, ada 88 yang hasilnya reaktif. Setelah dilanjutkan dengan tes PCR menunjukkan ada pasien yang positif covid-19. Sedangkan jumlah rapid test yang hasilnya negatif ada 7.970 orang.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement