Kamis 18 Jun 2020 03:10 WIB

Saran Halal Lifestyle Center untuk Wisata Hadapi New Normal

Halal Lifestyle Center memberikan tiga saran sektor wisata hadapi new normal.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nashih Nashrullah
Halal Lifestyle Center memberikan tiga saran sektor wisata hadapi new normal. Ilustrasi wisatawan di pantai Tegal Jawa Tengah,
Foto: ANTARA/Oky Lukmansyah
Halal Lifestyle Center memberikan tiga saran sektor wisata hadapi new normal. Ilustrasi wisatawan di pantai Tegal Jawa Tengah,

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) memberikan catatan untuk menghidupkan kembali sektor wisata era new normal. 

Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC), Sapta Nirwandar, mengatakan catatan itu adalah diperlukan penerapan protokol kesehatan di tiga bidang, yaitu access (akses), amenity (fasilitas), dan attractiveness (daya tarik). 

Baca Juga

Protokol di setiap area ini dapat menjadi pendongkrak kembali bangkitnya industri wisata Indonesia.  "Protokol kesehatan ini yang harus dipersiapkan dengan matang dan tidak mengulur-ulur waktu, karena kalau kita tidak segera bangkit, maka wisata kita akan mati," kata Sapta Nirwandar saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (17/6). 

Dia juga mengingatkan, untuk membangkitkan kembali sektor wisata, maka perlu adanya gotong royong dari seluruh pihak, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat. 

Sapta juga mengingatkan era new normal ini merupakan momen kembali bangkit dari keterpurukan dan kembali berkompetensi, mengingat telah banyaknya negara yang bangkit dan menuai kesuksesan kembali.  

"Era ini disebut new normal agar kita tetap bangkit dan optimis ke depan. Kita tidak boleh diam dan menyerah. Sektor pariwisata masih ada potensi untuk hidup, jika pengembang dan pihak-pihak terkait bersama-sama disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan new normal,"  ujar dia. 

Dia mengatakan, selain pengembang usaha dan pemerintah, wisatawan juga perlu dilibatkan dalam share responsibility, artinya pengunjung harus menanamkan kesadaran dan tanggungjawab kesehatan atas dirinya. 

“Maka akan lahirlah sinergitas dalam menjalani protokol kesehatan new normal ini," sambungnya. Terkait kesiapan sektor wisata Indonesia, Sapta mengatakan, sebagian besar pengembang situs wisata masih dalam tahap diskusi dan mengumpulkan saran dalam persiapan penyambutan new normal. Adapula yang telah memasuki tahap perencanaan. 

Namun dia mengaku hanya menemui segelinir situs wisata saja, yang telah menunjukkan kesiapannya menyambut new normal. "Kalau saya melihat sih, banyak yang siap tidak siap, ada yang siap omongan, siap mental dan pikiran, ada juga yang siap praktik. 

“Ada penyelenggara yang sampai sekarang masih melakukan diskusi saja, ada juga yang sudah sampai tahap perencanaan, tapi hanya sedikit yang sudah siap menjalankan," tutur dia. 

Sapta mengatakan, untuk memulai kembali kompetisi sektor wisata, selain memastikan kematangan penerapan protokol kesehatan. Pengembang wisata juga dapat memulai promosi untuk kembali menjaring minat wisatawan.  Promosi, dalam hal ini, kata Sapta, berbeda dengan promosi tempat wisata pada umumnya. Pengembang perlu menonjolkan segala fasilitas dan kesiapan situs wisata untuk menyambut kembali para wisatawan dengan menampilkan rangkaian penerapan protokol kesehatan beserta alat-alat penunjang lainnya.  

Menurut dia, promosi ini untuk meyakinkan bahwa Indonesia telah aman untuk dikunjungi, dengan menampilkan segala penerapan protokol kesehatan. 

“Fasilitas dan petugas yang siap menjamin kesehatan wisatawan selama berwisata, sehingga para wisatawan hilang keraguannya untuk berwisata kembali," kata dia.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement