Rabu 22 Jul 2020 09:10 WIB

Arab Saudi Yakinkan Terlatih Layani Kesehatan Jamaah Haji

Arab Saudi menjamin layanan kesehatan tingkat tinggi untuk jamaah haji.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Nashih Nashrullah
Arab Saudi menjamin layanan kesehatan tingkat tinggi untuk jamaah haji. Ilustrasi Jamaah Haji Indonesia yang sakit dan dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi.
Foto: ANTARA/Maha Eka Swasta
Arab Saudi menjamin layanan kesehatan tingkat tinggi untuk jamaah haji. Ilustrasi Jamaah Haji Indonesia yang sakit dan dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Layanan kesehatan memegang peran penting dalam memastikan kesuksesan haji setiap tahunnya di Arab Saudi. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Arab Saudi telah berpengalaman dalam menangani ancaman penyakit menular selama ini.

Kemenkes Arab Saudi berupaya penuh dalam manajemen massa dan penyediaan layanan kesehatan. Kemenkes Saudi mengandalkan pengalaman selama 15 tahun terakhir mengurus sekitar 95,8 juta jamaah haji.

Baca Juga

Kemenkes Arab Saudi selama ini menerapkan prosedur berbeda bagi jamaah haji dalam negeri dan luar negeri. Bagi warga Saudi yang ingin berhaji perlu mengunjungi situs khusus untuk memilih program dan layanan sesuai kemampuan finansialnya. Proses pembayaran dilakukan secara daring lalu baru mendapatkan izin haji.

Bagi jamaah haji luar negeri, persyaratan dibuat antara negara bersangkutan dengan Kementerian Haji dan Umrah. Jika segala persyaratan dipenuhi, barulah jamaah haji bisa berangkat. Untuk di Indonesia misalnya jamaah haji perlu membayar sejumlah uang agar mendapat kuota.

Wakil Menkes Saudi, Ziad Mimish, menyatakan Kerajaan Saudi menyediakan layanan medis berkualitas tinggi bagi jamaah haji. Para tenaga medis pun dilengkapi peralatan canggih untuk merawat pasien.

"Menghadapi banyak jenis virus memberi pengalaman melawan virus baru. Kami pernah menghadapi virus H1N1 pada 2009. Setahun kemudian, kami melawan banyak epidemi yang melanda dunia, seperti Ebola dan virus corona," kata Ziad dilansir dari Al-Arabiya pada Selasa (21/7).

Ziad mencontohkan ketika SARS melanda pada 2003, Arab Saudi menyiapkan tim pemantau kesehatan di semua titik masuk negara. Mereka yang datang ke Saudi dites gejala SARS lebih dulu.

Pada 2009, ketika H1N1 atau flu burung melanda, Arab Saudi mengurangi jumlah pendatang dari luar negeri. Hanya jamaah haji yang diizinkan mendarat di Arab Saudi. 

Begitu juga saat Middle East Respiratory Syndrome (MERS) merebak pada 2012. MERS dianggap penyakit mirip virus corona. Kala itu, Kemenkes Saudi meminta jamaah haji mengikuti prosedur kesehatan agar mengindari penularan.

"Kami menyiapkan persyaratan bagi mereka yang ingin berhaji dan mengeluarkan imbauan agar Muslim menunda haji hingga tahun depan," ujar Ziad.

Diketahui, Arab Saudi memang membatasi jamaah haji tahun ini sekitar seribu orang saja akibat pandemi covid-19. Mereka yang berhaji ialah pemukim baik itu warga Arab Saudi atau ekspatriat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement