Kamis 29 Apr 2021 08:46 WIB

CDC Selidiki Kasus Baru Pembekuan Darah Vaksin J&J

CDC temukan dua kasus pembekuan darah langka usai vaksinasi Covid-19.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
CDC temukan dua kasus pembekuan darah langka usai vaksinasi Covid-19.
Foto: AP Photo/LM Otero
CDC temukan dua kasus pembekuan darah langka usai vaksinasi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) sedang menyelidiki dua kasus baru dari pembekuan darah parah dan langka yang terjadi bersamaan dengan rendahnya trombosit pada penerima vaksin Covid-19 Johnson & Johnson. Dua kasus ini menambah jumlah total kasus pembekuan darah akibat vaksin J&J di AS menjadi 17.

Seorang juru bicara CDC mengatakan bahwa satu kasus trombosis dengan sindrom trombositopenia (TTS) yang sedang diselidiki terjadi pada penerima vaksin pria, dan kasus lainnya pada wanita. Usia kedua pasien di bawah 60 tahun. Tidak jelas apakah pasien laki-laki yang dimaksud adalah orang yang sama yang sedang menerima perawatan di pusat medis University of California San Francisco.

Baca Juga

"Investigasi sedang berlangsung. Untuk melindungi privasi pasien, CDC tidak memberikan informasi tentang kasus efek samping setelah vaksin yang berpotensi mengidentifikasi pasien,” kata juru bicara CDC seperti dilansir dari Fox News, Kamis (29/4).

Juru bicara mengatakan, CDC bersama dengan FDA terus memantau laporan TTS melalui Sistem Pelaporan Kejadian Merugikan Vaksin (VAERS). CDC bersama dengan FDA juga telah bertindak untuk mencabut jeda sementara yang diberlakukan pada peluncuran nasional setelah menentukan bahwa manfaat vaksin lebih besar daripada risikonya. Sekitar 8,1 juta dosis vaksin Johnson & Johnson telah diberikan di AS.

"Tidak ada prioritas yang lebih besar daripada keselamatan dan kesejahteraan masyarakat yang kami layani, dan kami dengan hati-hati meninjau laporan kejadian buruk pada individu yang menerima obat-obatan atau vaksin kami,” kata jubir tersebut. Sebelumnya dilaporkan seorang pria berusia 30 tahun sedang dalam perawatan di pusat medis Universitas California San Francisco (UCSF) karena pembekuan darah.

"Sejauh pengetahuan kami, ini adalah pasien pria pertama dengan sindrom VITT (trombositopenia trombotik yang diinduksi vaksin) di AS setelah otorisasi penggunaan darurat untuk vaksin Johnson & Johnson pada 27 Februari 2021," kata juru bicara UCSF Suzanne Leigh dalam sebuah pernyataan.

Leigh mengungkapkan bahwa pasien pria tersebut masih dalam pemulihan, dengan harapan bisa keluar dari rumah sakit dalam beberapa hari ke depan. Pasien mengalami pembekuan darah di kakinya. Dia menerima vaksin pada 8 April, lalu seminggu kemudian mengalami peningkatan rasa sakit di punggung bawah dan kakinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement