Kamis 01 Jul 2021 17:45 WIB

Unggah Komentar Anti-Islam, Dokter Dilaporkan ke Polisi

Seorang dokter dilaporkan karena unggahan anti-Islam.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Hafil
Unggah Komentar Anti-Islam, Dokter Dilaporkan ke Polisi. Foto:   Islamofobia (ilustrasi)
Foto: Bosh Fawstin
Unggah Komentar Anti-Islam, Dokter Dilaporkan ke Polisi. Foto: Islamofobia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,SINGAPURA—Seorang dokter Singapura, Dr Kho Kwang Po, diduga memposting ujaran kebencian terhadap Islam dan Muslim, menurut sebuah laporan kepolian. Dr Kho sebelumnya telah menjadi perbincangan karena keikutsertaannya menulis surat terbuka yang menyerukan penghentian program vaksinasi Covid-19 untuk pria muda. 

Kepolisian telah mengkonfirmasi pada Rabu (30/6) tentang laporan yang diajukan terhadap Dr. Kho karena postingannya yang kontroversial, menambahkan bahwa kini proses investigasi tengah berlangsung. Namun saat dihubungi di hari yang sama, Dr. Kho mengatakan tidak mengetahui perihal laporan tersebut dan menolak berkomentar. 

Baca Juga

Berdasarkan tangkapan layar dari beberapa postingan Facebook yang diduga milik Dr Kho, ia diduga menulis bahwa ada banyak kekerasan yang terkait dengan Muslim. Dalam sebuah posting pada tahun 2019, ia juga mempertanyakan mengapa agama membutuhkan perlindungan dari kritik. 

Sabtu (26/6) lalu, Dr Kho memposting surat terbuka di halaman Facebook-nya yang ditujukan kepada Profesor Benjamin Ong, ketua komite ahli Singapura tentang vaksinasi Covid-19. Dalam surat terbuka, yang hanya ditandatangani empat dokter itu, tertulis bahwa seorang anak laki-laki berusia 13 tahun di Amerika Serikat telah meninggal beberapa hari setelah ia mendapatkan dosis kedua dari vaksin Covid-19. Surat itu mengatakan bahwa Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) baru saja memulai penyelidikan atas kematiannya akibat gagal jantung setelah vaksinasi dengan vaksin mRNA. Mereka menuntut Singapura harus berhenti memvaksinasi kaum muda sampai CDC AS dan organisasi di tempat lain menghasilkan data yang lebih kuat dan meyakinkan tentang kasus ini.

Menanggapi surat tersebut, Kementerian Kesehatan (MOH) mengatakan laporan tentang kematian anak di AS tidak menyatakan gagal jantung sebagai penyebab, seperti yang dituduhkan dalam surat terbuka, dan hal itu masih dalam penyelidikan pihak berwenang AS. Associate Professor David Lye, spesialis penyakit menular senior dari National Center for Infectious Diseases, juga mengatakan bahwa para dokter di balik surat terbuka itu menyesatkan dan memberi informasi yang salah kepada publik.

Surat itu sebenarnya ditandatangani oleh Dr Kho; Dr Wong Wui Min, seorang ahli jantung dan spesialis jantung di W.M. Klinik Jantung dan Medis Wong di Rumah Sakit Gleneagles; Dr A.M. Chia; Dr L.W. ping; dan Dr I.W. Yang. Namun Dr Kho memposting penafian di halaman Facebook-nya pada hari Rabu bahwa Dr Ping tidak setuju untuk menandatangani surat itu atau menerima draf akhir, dan mengatakan bahwa surat itu ditulis atas nama banyak dokter anak, dokter perawatan primer, spesialis, ahli bedah, dan dokter umum yang bersangkutan.

sumber:

https://www.straitstimes.com/singapore/courts-crime/doctor-in-open-letter-to-delay-covid-19-jabs-for-schoolboys-in-police-probe

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement