Rabu 27 Oct 2021 23:50 WIB

Biden dan ASEAN Kecam Junta Militer Myanmar

Penolakan terhadap kehadiran junta Myanmar merupakan langkah berani ASEAN.

Biden dan ASEAN Kecam Junta Militer Myanmar. Pekerja membersihkan gedung Sekretariat ASEAN di Jakarta,  26 Oktober 2021. KTT ASEAN diperkirakan akan diadakan pada 26 hingga 28 Oktober, setelah blok itu melarang kepala junta Myanmar menghadiri KTT regional menyusul keengganannya untuk menerapkan Lima Poin ASEAN konsensus. KTT akan diadakan secara virtual karena pandemi COVID-19.
Foto: EPA-EFE/Bagus Indahono
Biden dan ASEAN Kecam Junta Militer Myanmar. Pekerja membersihkan gedung Sekretariat ASEAN di Jakarta, 26 Oktober 2021. KTT ASEAN diperkirakan akan diadakan pada 26 hingga 28 Oktober, setelah blok itu melarang kepala junta Myanmar menghadiri KTT regional menyusul keengganannya untuk menerapkan Lima Poin ASEAN konsensus. KTT akan diadakan secara virtual karena pandemi COVID-19.

IHRAM.CO.ID, BANDAR SERI BEGAWAN -- Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden sama-sama mengecam Myanmar ketika KTT ASEAN dibuka tanpa diikuti Myanmar, Selasa (26/10). Pemimpin junta negara itu ditolak kehadirannya karena tidak menjalankan rencana perdamaian yang telah disepakati.

"Hari ini, ASEAN tidak mengusir Myanmar dari kerangka ASEAN. Adalah Myanmar yang menyia-nyiakan haknya. Sekarang kita berada dalam situasi ASEAN tanpa satu anggota. Bukan karena ASEAN, tapi karena Myanmar," kata Perdana Menteri Kamboja Hun Sen yang akan menjadi ketua ASEAN tahun depan.

Baca Juga

Biden menjadi presiden Amerika Serikat pertama yang hadir pada pertemuan puncak dengan ASEAN dalam empat tahun terakhir. Selama pertemuan yang berlangsung secara virtual tersebut, dia menyatakan keprihatinan yang sangat mendalam atas kekerasan yang terjadi di Myanmar.

Biden mendesak militer Myanmar membebaskan orang-orang yang ditahan secara tidak sah. ASEAN sebelumnya mengatakan akan menerima kehadiran perwakilan nonpolitik dari Myanmar untuk mengikuti KTT.

Junta menolak persyaratan tersebut dan mengatakan hanya akan mengikuti KTT jika pemimpin junta atau menterinya yang hadir. Myanmar sendiri mengatakan tidak mengikuti KTT karena ada penolakan terhadap kehadiran kepala negara atau kepala pemerintahan atau perwakilan tingkat menteri.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan kementerian luar negerinya, Myanmar mengatakan tidak berniat memperlihatkan protes terhadap ASEAN ataupun memboikot ASEAN. Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, yang saat ini merupakan ketua ASEAN, mengatakan Myanmar perlu diberi ruang untuk kembali ke kegiatan normal sesuai dengan prinsip ASEAN soal tidak mencampuri urusan dalam negeri negara-negara anggotanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement