Rabu 06 Apr 2022 16:39 WIB

Inggris: Dunia Harus Bertindak Hentikan Pembunuhan Massal di Ukraina

Rusia membantah telah mengeksekusi warga sipil di Ukraina.

Relawan mengumpulkan mayat warga sipil yang terbunuh, di Bucha, dekat Kyiv, Ukraina, Senin, 4 April 2022.
Foto: AP/Efrem Lukatsky
Relawan mengumpulkan mayat warga sipil yang terbunuh, di Bucha, dekat Kyiv, Ukraina, Senin, 4 April 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Dunia harus bertindak menghentikan pembunuhan masal di Ukraina. Demikian disampaikan Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid pada Rabu (6/4/2022). 

Ia lalu membandingkan laporan pembunuhan warga sipil oleh pasukan Rusia dengan genosida 1995 Bosnia. "Ini adalah pembunuhan massal dengan skala yang belum pernah terjadi sebelumnya di Eropa. Kami belum pernah menyaksikan ini, saya rasa sejak 1995," katanya kepada BBC.

Baca Juga

Pada Juli 1995 pasukan Serbia Bosnia menyerbu "zona aman" PBB di Kota Srebrenica dan membantai kaum pria dalam peristiwa yang secara luas dianggap sebagai kekejaman paling sadis di Eropa sejak Perang Dunia II.

"Saya tidak mau mengenang genosida lainnya di Eropa beberapa tahun dari sekarang. Kami memilik kekuatan, dunia memiliki kekuatan untuk menghentikan ini, dan dunia harus bertindak," kata Javid.

Sejak pasukan Rusia mundur dari kota dan desa di sekitar ibu kota Ukraina, Kiev, pasukan Ukraina menunjukkan kepada wartawan jasad-jasad, yang disebut warga sipil dan dibunuh oleh pasukan Rusia. Tak hanya itu rumah-rumah telah hancur dan mobil-mobil yang terbakar akibat serangan Rusia.

Kremlin pada Selasa menegaskan bahwa tudingan Barat yang menyebut Rusia melakukan kejahatan perang dengan mengeksekusi warga sipil di Kota Bucha, Ukraina, adalah "kebohongan yang mengerikan". Tudingan itu bertujuan memfitnah militer Rusia.

sumber : Reuters/Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement