Kamis 10 Nov 2022 21:07 WIB

Airlangga Sampaikan Tiga Isu Prioritas Indonesia di Keketuaan ASEAN 2023

Keketuaan Indonesia berupaya menjadikan ASEAN pusat pertumbuhan ekonomi dunia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat Pertemuan Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di Phnom Penh, Kamboja.
Foto: Istimewa
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat Pertemuan Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di Phnom Penh, Kamboja.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan tiga isu prioritas ekonomi yang akan diusung Indonesia pada masa keketuaan ASEAN di tahun 2023. Airlangga menuturkan, pertama, membangun pertumbuhan regional, konektivitas dan keunggulan baru melalui fasilitas sektor jasa, ketahanan sektor keuangan, ketahanan pangan, sebagai antisipasi krisis serta optimalisasi perdagangan dan investasi.

Kedua, mempercepat transformasi ekonomi digital yang inklusif dan partisipatif untuk mengurangi kesenjangan digital. Yakni dengan memperkuat kerja sama kelancaran konektivitas digital, pembayaran dan keuangan digital, memberikan keamanan pertukaran data digital lintas batas, serta mendukung rantai pasok logistik.

Baca Juga

Ketiga, mendorong pembangunan infrastruktur hijau, mempercepat implementasi SDGs, dan meningkatkan ketahanan energi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. "Melanjutkan Presidensi G20, keketuaan Indonesia di ASEAN akan menitikberatkan pada penanganan krisis multidimensi seperti krisis pangan, energi, dan keuangan," kata Airlangga, dalam Pertemuan Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di Phnom Penh, Kamboja, melalui keterangan di Jakarta, Kamis (10/11/2022).

Adapun, beberapa gagasan prioritas yang akan diusung, diantaranya penguatan ketahanan pangan yang komprehensif mencakup produksi, fasilitasi dan pembiayaan, keterjangkauan dan kemudahan akses terhadap energi dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan. Lalu, perluasan kerja sama Local Currency Settlement (LCS) sebagai landasan integrasi keuangan berbasis digital, dan pemanfaatan potensi ekonomi digital kawasan melalui percepatan negosiasi ASEAN Digital Economi Framework Agreement (DEFA).

Selain itu, blue economy juga akan diusulkan sebagai isu prioritas, mempertimbangkan potensinya sebagai salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi baru. Selanjutnya, Menko Airlangga menjelaskan saat ini terdapat tiga kekuatan ekonomi utama di kawasan Indo-Pasifik. Yakni China, India, dan ASEAN. Dengan itu, Indonesia harus memastikan bahwa ASEAN berperan sebagai pusat pertumbuhan dengan memanfaatkan kekuatan yang ada.

"Keketuaan Indonesia pada ASEAN 2023 akan berupaya menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia melalui penguatan komunitas ASEAN, pemberdayaan masyarakat, dan memainkan peranan penting kawasan regional dan global," tegas Menko Airlangga.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement