Senin 29 May 2023 09:29 WIB

Untung Ada Gelang Identitas Jamaah Haji

Pada gelang terdapat informasi nama lengkap jamaah, nomor kloter, dan paspor.

Red: Ani Nursalikah
Gelang identitas untuk jamaah calon haji di Wisma Haji Armina, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (23/5/2023). Gelang khusus bagi jamaah calon haji ini terbuat dari bahan monel khusus yang impor dari Jepang. Gelang ini memiliki identitas asal embarkasi, kloter, nomer paspor, dan nama. Gelang ini akan digunakan oleh jamaah calhaj selama menunaikan ibadah haji nanti. Untung Ada Gelang Identitas Jamaah Haji
Foto:

Mazkur ditemukan petugas tengah kebingungan mencari jalan pulang. Berkat informasi yang tertera di gelangnya, petugas dapat lebih mudah mengidentifikasi tempat ia menginap.

Ketua PPIH Subhan Cholid yang kebetulan merupakan petugas yang menemukan Mazkur meminta jamaah selalu mengenakan gelang identitas yang terbuat dari bahan logam tersebut. "Ini mohon selalu terpasang di tangan jamaah sekalian dan jangan dilepaskan, apalagi ditukar kepada jamaah yang lain," kata Subhan.

Selain gelang, jamaah juga dibekali identitas lain, seperti ID card dan salinan paspor, namun gelang paling aman dari air dan api. Subhan meminta jamaah selalu mengenakan gelang itu demi keamanan dan kenyamanan jamaah. Selain itu, akan memudahkan para petugas bila jamaah yang bersangkutan memerlukan pertolongan.

photo
Jamaah Haji Indonesia berada di sektor khusus Masjid Nabawi, Madinah yang ditemukan tersasar dari rombongan, Jumat (26/5/2023). - (Republika/Agung Sasongko)

Pada gelang identitas berbahan logam dan berwarna silver tersebut, di antaranya terdapat informasi berupa nama lengkap jamaah, nomor paspor, terdapat gambar bendera merah putih (bendera Indonesia), nomor kloter, kemudian tulisan huruf balok seperti JKT yang berarti asal Embarkasi Jakarta.

Gelang identitas pun menjadi prioritas bagi petugas di saat berhadapan dengan kondisi terbatas. Tidak hanya terbatas waktu, tetapi juga terbatasnya tenaga, karena banyaknya calon haji lainnya yang juga memerlukan bantuan. Apalagi dari jumlah jamaah calon haji tahun ini, sekitar 30 persen tergolong lanjut usia atau lansia.

Kepala Sektor Khusus Nabawi Jasaruddin mengatakan telah melakukan langkah-langkah preventif dan aktif dalam menghadapi potensi jamaah haji asal Indonesia yang tersesat seusai melaksanakan sholat di Masjid Nabawi karena banyaknya pintu.

Langkah preventif dilakukan dalam bentuk edukasi kepada jamaah untuk mengingat nama dan ciri hotel tempat mereka tinggal dan nomor pintu tempat mereka masuk masjid. Jamaah juga diharapkan melihat ciri-ciri khusus tempat keluar masuk hotel atau masjid Nabawi.

Sementara langkah reaktif adalah melakukan sweeping berkala jika ada jamaah yang membutuhkan bantuan. Setelah itu dilakukan identifikasi jamaah melalui gelang yang dipakai dari Kementerian Agama. Setelah itu dilihat di aplikasi pintar atau buku pintar yang dimiliki petugas.

Langkah lain adalah koordinasi dengan ketua kloter, ketua rombongan ataupun diantar langsung kehotelnya ataupun kantor sektor. Jasar menambahkan keluarga tidak perlu khawatir jika ada kabar terkait jamaah yang tersesat di sekitar Masjid Nabawi. Petugas juga menyiagakan mobil untuk membawa jamaah yang tersesat dan butuh penanganan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement