"Ini sudah kami lakukan saat pelatihan di asrama haji. Untuk tanggap darurat, itu merupakan upaya penanggulangan insiden dengan melakukan intervensi pada jamaah yang memiliki masalah, mulai ringan, sedang, hingga berat," jelas Arsad.
Dalam menjalankan tugasnya, selain kelengkapan alat perlindungan dan penanganan kesehatan, tim PKP3JH juga dibekali dengan 500 pasang sandal untuk jamaah yang membutuhkan. Tugas PKP3JH lainnya adalah pemulihan yang merupakan upaya mengembalikan kondisi jamaah sebagaimana keadaan sebelum berangkat, serta rehabilitasi.
"Tabulasi masalah yang didapatkan petugas haji akan digunakan sebagai acuan dalam menyusun perencanaan kegiatan haji selanjutnya," katanya.
Koordinator PKP3JH Agus Pribowo menambahkan selama tujuh hari operasional di Madinah, timnya mencatat layanan dan penanganan yang dilakukan atas sejumlah persoalan yang dialami jamaah.
Di lapangan, tim PK3JH mendapati jamaah yang mengalami kehausan (1 orang), heat stroke (1), lelah/lemas (7), nyeri lutut (3), nyeri otot (5), nyeri punggung (1), pingsan/penurunan kesadaran (1), pusing/vertigo (3), kehilangan barang (3), kehilangan sandal (7), panik/cemas (1), terpisah dari rombongan (16), serta tersesat baik bersama rombongan (2) maupun sendirian (14).
"Atas beragam temuan di lapangan, tim PKP3JH segera melakukan penanganan, dan siaga membantu mereka," kata Agus.
Beberapa upaya yang sudah dilakukan PKP3JH dalam membantu jamaah, antara lain mengantar mereka ke pemondokan, memberikan edukasi kesehatan (6), melakukan penanganan di tempat/posko (16), merujuk ke Haram Emergency Centre (1), berkolaborasi dengan Tim Linjam dalam membantu jamaah (4).
"Setidaknya ada 21 orang diantar ke pemondokan dan delapan lainnya ditunjukkan arah pulang. Tim PKP3JH juga ikut mengevakuasi satu jamaah yang pingsan saat Shalat Jumat di Masjid Nabawi. Setelah memberikan pertolongan pertama, jamaah tersebut akhirnya dievakuasi ke RS King Salman untuk penanganan lanjutan," ujarnya.
Selain penanganan langsung, PKP3JH juga melakukan langkah promotif preventif. Langkah itu antara lain dilakukan dengan kampanye Gerakan 2 M: Makan 1 kurma per 1 jam, menghindari risiko terjatuh saat gunakan eskalator, edukasi langkah penanganan bencana, dan lainnya.