Kamis 01 Jun 2023 21:58 WIB

Memandang Kabah dan Pesan Perdamaian untuk Semesta

Nabi Muhammad SAW membawa pesan perdamaian untuk semesta

Red: Nashih Nashrullah
Umat Islam berebut menyentuh Kabah di Masjidil Haram, Makkah Arab Saudi. Nabi Muhammad SAW membawa pesan perdamaian untuk semesta
Foto:

Oleh : Fuji E Permana. reporter Republika.co.id dari Makkah Arab Saudi

Akibat marah, dendam dan penyakit hati, ada atasan membunuh bawahannya. Ada geng yang berisi anak-anak remaja saling serang hingga tewas karena tidak bisa mengontrol amarah. Ada banyak berita pembunuhan dengan motif marah berlebihan dan dendam. Pejabat dan politisi korupsi dan berebut kursi kekuasaan, saling serang dan menjatuhkan demi kepentingan kelompok serta pribadi. 

Ada tetangga bahkan saudara yang tidak akur karena tersinggung kemudian marah dan dendam. Ada orang tua dan anak yang tidak harmonis.  

Seandainya umat manusia mencontoh akhlak Nabi Muhammad SAW yang sabar, pemaaf, tidak marah, tidak bengis, tidak zalim, tidak jahat, tidak dendam, dan hatinya bersih dari penyakit hati. Saya pikir dunia akan lebih aman, nyaman dan penuh kebahagiaan. 

Pada Kamis (1/6/2023) pagi, sambil menatap Kabah  di antara ribuan orang yang sedang khusyuk beribadah di Masjidil Haram, di ujung renungan saya menemukan kunci perdamaian umat manusia atau kunci perdamaian dunia yang selama ini dicari para pembela kemanusiaan dan hak asasi manusia, yaitu akhlak Nabi Muhammad SAW.

Saya membayangkan, apa dampaknya bagi dunia, jika setia manusia atau setidaknya setiap jamaah haji berusaha mencontoh akhlak Nabi Muhammad SAW. 

Berusaha menjadi orang yang sabar, pemaaf, dan bersih dari penyakit hati sepulangnya dari tanah suci. Berusaha menjadi orang yang penuh cinta, kasih dan sayang terhadap sesama manusia di tempatnya masing-masing di berbagai penjuru dunia. 

Mungkin ini salah satu hikmah yang saya temukan dari mengunjungi Baitullah. Saya ingat di sini adalah tanah kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kemudian saya ingat perjuangan, teladan, dan akhlak Nabi Muhammad SAW. Sehingga saya merasa harus belajar serta berusaha mencontoh akhlak Nabi Muhammad SAW. 

Baca juga: 7 Daftar Kontroversi Panji Gumilang Pimpinan Al Zaytun yang tak Pernah Tersentuh

Saya membayangkan, apa dampaknya bagi dunia, jika setiap orang berusaha mewujudkan perdamaian. Jika tidak mampu mendamaikan dunia, damaikan sebuah negara. Jika tidak mampu mendamaikan negara, damaikan sebuah provinsi. Jika tidak mampu mendamaikan provinsi, damaikan satu kabupaten atau kota. 

Jika tidak mampu mendamaikan kabupaten atau kota, damaikan desa kita masing-masing. Jika tidak mampu mendamaikan sebuah desa, damaikan lingkungan kita. Jika masih tidak mampu mendamaikan lingkungan, damaikan keluarga kita masing-masing. 

 

Jika tetap tidak mampu mendamaikan keluarga, damaikan hati dan pikiran kita masing-masing. Perdamaian umat manusia atau perdamaian dunia mungkin bisa terwujud jika setiap hati dan pikiran umat manusia menyukai dan mencintai perdamaian, sebagaimana Nabi Muhammad SAW mencintai umatnya. Di hadapan saya Kabah nan kokoh, sekokoh pesan perdamaian itu untuk semesta.   

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement