Ahad 11 Jun 2023 18:24 WIB

Tips Bagi Jamaah Haji dari Madinah yang Baru Tiba di Makkah

6.573 jamaah haji dari 17 kloter berangkat ke Makkah hari ini.

Red: Muhammad Hafil
Jamaah haji kloter 1 Solo (SOC-1) bersiap untuk berangkat dari Madinah menuju Makkah di Hotel Abraj Tabah, Kamis (2/6/2023).
Foto:

Ketiga, temui petugas haji saat ada kendala.

Jamaah haji dari Indonesia dianggap paling beruntung, mengingat demikian banyaknya petugas dan pendamping haji yang disediakan untuk membantu jamaah. 

Para petugas di Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bekerja selama 24 jam di masjid di Masjidil haram, bahkan sejak dari hotel tempat jamaah haji menginap hingga di terminal-terminal bus shalawat serta di titik-titik tertentu pada rute-rute yang jamaah haji lalui. 

"Kadang ada sejumlah petugas yang memang sengaja menyisir jamaah yang tersesat atau tertinggal dari kelompoknya," kata Nana.

Jadi bagi jamaah haji yang memiliki kendala, seperti lupa jalan kembali ke hotel, atau tertinggal dengan rombongan, pastikan bisa menemukan petugas haji Indonesia dan mintalah pertolongan mereka. Petugas haji ini mudah dikenali kerena mereka mengenakan seragam lengkap dan rompi dengan tulisan "Petugas Haji Indonesia Tahun 2023".

Disebut Nana, keberadaan mereka juga tersebar di titik-titik strategis sekitar masjidl Haram, terminal bus shalawat serta sekitar pemondokan jamaah haji.

Apabila di antara jamaah haji juga mengalami kendala, seperti hilang barang, bingung mencari hotel dan lainnya, bisa segera temui petugas dan melaporkannya. Para petugas ini nanti dengan sigap akan membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

Keempat, Kalau ragu dan tidak menguasai situasi dan kondisi, jangan pergi sendirian

Bagi jamaah haji, Nana menyarankan pergi berombongan atau berkelompok akan lebih aman. Karena sejatinya, pergi sendirian memiiki potensi tersasar lebih tinggi. Apalagi bagi jamaah haji yang berkategori lansia. 

Mengingat banyaknya jamaah lansia, disarankan ketika mereka hendak pergi ke masjidil Haram ajaklah beberapa orang dalam regu atau rombongan. 

"Dan kalaupun ketika bersama-sama ini juga tersasar, situasinya akan lebih aman," kata Nana.

Pertama akan saling mengingatkan rute yang telah dilewati, dan kedua, bisa tenang secara psikologis, karena walau tersasar ada yang menemani.

"Jamaah yang berkelompok tidak akan mudah jatuh pada kepanikan atau stres. Dengan adanya beberapa orang, mereka lebih mudah mencari solusi bersama," kata Nan

Kelima, selalu membawa serta alas kaki

Alas kaki atau sandal perlu mendapat perhatian khusus jamaah haji saat masuk ke masjid. Ini terkadang menjadi sumber kepanikan ketika jamaah hanya menaruh di rak yang ada di dekat pintu masuk masjid.

Sebaiknya, kata Nana, sandal atau alas kaki dimasukan dalam kantong khusus dan dibawa kemanapun jamaah berada saat di dalam masjid. 

Begitu jamaah haji keluar masjid, ia tak perlu lagi mencari dimana posisi sandalnya berada. Ini juga sekaligus mengantisipasi bila ternyata pintu keluar dari masjid berbeda dengan pintu ketika masuk. 

Beberapa kejadian, karena jamaah menemukan sandalnya, ia terpaksa keluar masjid tanpa alas kaki. Bila dipaksakan, apalagi untuk berjalan kaki menuju terminal bus shalawat yang agak jauh, kaki jamaah bisa terluka atau melepuh. Apalagi ketika kejadian-nya di siang hari yang panas. 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement