IHRAM.CO.ID, ABUJA -- Tim Medis Nasional Komisi Haji Nasional Nigeria (NAHCON) menyatakan keprihatinannya atas banyaknya ibu hamil yang menyelinap ke Tanah Suci untuk haji tahun ini. Hal itu disampaikan Ketua Tim Medis Nigeria, Dr Usman Galadima, di Makkah, Kerajaan Arab Saudi.
Galadima mengatakan, salah satu wanita hamil harus dibantu untuk ditidurkan. Sementara itu, ada kasus lain yang mana harus dirujuk ke rumah sakit wanita untuk mendapatkan perhatian dan perawatan medis yang tepat.
“Kami telah melihat berbagai kasus, mulai dari malaria, yang umum dan infeksi saluran pernapasan atas, seperti batuk, sakit tenggorokan, serta menangani penyakit kronis," ujar dia dikutip di Daily Nigerian, Kamis (15/6/2023).
Tidak hanya itu, ia juga menyebut ada kasus wanita hamil di atas usia 35 tahun dan salah satunya sedang mengandung sekitar tujuh bulan. Dalam kasus ini, sang ibu harus dirawat dan melahirkan bayi prematur tujuh bulan.
“Kami memiliki kasus, yang mana harus kami bawa ke rumah sakit wanita di Makkah untuk menerima perawatan darurat. Ini terlepas dari seruan peringatan kami terhadap wanita hamil yang datang ke Kerajaan," lanjut Galadima.
Dia menegaskan kembali bahwa secara moral tidak benar untuk mengizinkan wanita hamil berangkat haji. Hal ini mengingat kemungkinan stres, risiko, dan bahaya yang dihadapi wanita tersebut, atau dihadapi selama ibadah.
Selain itu, ketua tim medis ini juga menyatakan keprihatinan bahwa beberapa jamaah dengan penyakit yang diwaspadai datang ke Tanah Suci tanpa obat-obatan resmi.
Menurutnya, keamanan Arab Saudi di bandara mengizinkan masuknya obat-obatan yang diresepkan tersebut, jika masih dalam kemasan aslinya dan dalam jumlah yang wajar.
Galadima mengatakan bahwa informasi yang sampai padanya adalah bahwa obat-obatan itu biasanya disita langsung dari Nigeria dan bukan di bandara Saudi mana pun. Informasi yang salah ini terjadi karena kurangnya informasi yang tepat, sekaligus minimnya pencerahan dan pendidikan tentang obat-obatan yang berhubungan pasien.
“Ini membuat beberapa pasien menjadi berisiko tinggi, yang mana pada akhirnya mereka masuk dan dirujuk ke rumah sakit Saudi. Beberapa dari mereka memiliki tingkat gula dan tekanan darah yang mencapai tingkat krisis," ucap dia.
Terakhir, ia menyebut tim medis nasional mulai beroperasi di Madinah dan mendirikan sekitar empat klinik di dalam klaster akomodasi jamaah. Setiap harinya selama di Madinah, tim medis disebut merawat antara 150 hingga 200 peziarah.
Adapun tim ini telah berpindah ke Makkah sejak 28 Mei, serta telah mendirikan tiga klinik di Makkah. Di kota ini, pihaknya berencana mendirikan hingga tujuh klinik dan akan terus membangun lebih banyak klinik di mana jamaah terkonsentrasi.
Sumber:
https://dailynigerian.com/hajj-nahcon-medical-team/