Oleh : Fuji E Permana. reporter Republika.co.id dari Makkah Arab Saudi
"Menjelang puncak haji, seluruh perhatian para konsultan dan petugas bimbingan ibadah, bersama dengan petugas Daker Makkah adalah merumuskan skema pergerakan jamaah haji pada fase puncak haji. Skema pergerakan lansia dari hotel di Makkah ke Arafah, lalu Muzdalifah, lalu Mina, terus dibahas agar mendapatkan terobosan kebijakan yang sesuai dengan syariah sekaligus tidak memberatkan lansia dalam proses pelaksanaannya,” jelas Subhan.
Soal puncak haji, Subhan mengatakan, masih terus dibahas secara intensif. Jika sudah menjadi rumusan yang disepakati, akan segera disosialisasikan ke jamaah haji dan disiapkan teknis implementasinya di lapangan.
Ikhtiar kedelapan, melibatkan jamaah haji lainnya untuk meningkatkan kepedulian terhadap jamaah lansia. Kepedulian antarjamaah adalah kunci. Sebab, jamaah lah sejatinya yang bersinggungan langsung dengan lansia dalam kegiatan kesehariannya. Karenanya, kepedulian menjadi kunci. Nilai ini juga diinternalisasi dalam serangkaian kegiatan manasik di Tanah Air dan bimbingan ibadah di Tanah Suci.
Ikhtiar kesembilan, menjalin sinergi lintas pihak dalam penyediaan kursi roda. Kursi roda menjadi sarana penting bagi lansia. Sebab, salah satu tantangan utama lansia ada pada mobilitas. Tidak jarang, para petugas harus menggendong mereka untuk sekedar berjalan dari satu tempat ke tempat lainnya.
“Alhamdulillah, kali pertama kita bersinergi dengan pengurus Masjid Nabawi dan mendapat bantuan 15 kursi roda. Rencananya akan ditambah hingga 50 kursi roda. Kita juga menjalin kerja sama dengan Baznas dan Bank Syariah Indonesia. Alhamdulillah ada bantuan hingga 200 kursi roda. Ini akan sangat bermanfaat dalam membantu jamaah lansia, utamanya saat puncak haji," jelas Subhan.