Sabtu 24 Jun 2023 18:58 WIB

Cara Jamaah Haji Menyiasati tak Dapat Layanan Makan Katering

Jamaah haji memutar otak untuk tetap dapat makan.

Rep: Agung Sasongko/ Red: Erdy Nasrul
Boks makanan dari salah satu dapur katering yang memasok makanan untuk jamaah haji Indonesia di Makkah tahun 2023, Ahad (4/6/2023)
Foto: Republika/Fuji E Permana
Boks makanan dari salah satu dapur katering yang memasok makanan untuk jamaah haji Indonesia di Makkah tahun 2023, Ahad (4/6/2023)

IHRAM.CO.ID,  MAKKAH -- Ada banyak cara dilakukan jamaah haji Indonesia mengantisipasi penghentian sementara katering. Sebagian jamaah memilih membeli makanan di sekitar hotel sebagian lainnya berburu panci, karena niat memasak.

"Ini untuk masak.Karena besok enggak dapat kateringan lagi. Jadi ini untuk persiapan masak besok," ungkap Nurainah saat ditanya keperluannya membeli panci, Sabtu (24/6/2023). 

Baca Juga

Nurainah Arbain, jamaah kelompok terbang (kloter) 13 embarkasi Banjarmasin (BDJ-13) terlihat hendak membeli panci di toko sebelah hotelnya di kawasan Syisyah. Ia datang bersama rekan sesama jamaah, Meri Rahmida dan Nurliani Ulfah. 

Mereka membawa 4 kilogram beras dari Tanah Air yang bakal mereka masak untuk konsumsi selama penghentian sementara layanan katering jemaah haji di Makkah. Para jamaah yang berasal dari Tabalong, Kalimantan Selatan, tersebut juga membawa lauk pauk. 

"Lauknya kami juga bawa dari kampung, ada ikan asin. Kalau lauknya masih kurang mungkin beli di sini," kata Meri. 

Demikian juga dengan beras yang bisa mereka beli juga stok yang mereka miliki kurang. Mereka mengatakan beras pun tersedia di toko kelontong dekat hotel. 

Nurainah mengaku lebih memilih membeli panci daripada rice cooker karena pertimbangan harga. "Panci lebih murah, Rp180 ribu," ujarnya. 

Meri menambahkan penghentian sementara layanan katering tidak lama, sehingga mereka merasa tidak perlu memakai rice cooker. Apalagi, mereka berencana tidak akan membawa panci tersebut saat pulang ke Indonesia. 

Layanan katering bagi jamaah haji reguler di Mekah akan berhenti sementara pada Ahad (25/6). Namun, hari berikutnya ketika di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina), jamaah bakal kembali mendapatkan layanan katering. 

Secara rinci berdasarkan pergerakan jamaah jelang puncak ibadah haji pada pada 8 Zulhijjah (26/6), jamaah mulai digerakkan ke Arafah dengan bus. Mereka tidak mendapatkan sarapan pagi. 

Konsumsi makan siang  dan makan malam akan disajikan di Arafah.Layanan katering di Armina berlanjut mengikuti pergerakan jemaah. Pada 9 Zulhijjah (27 Juni) bertepatan dengan wukuf di Arafah, jemaah mendapatkan tiga kali makan. 

Demikian pula ketika keberangkatan ke Muzdalifah seterusnya sampai di Mina, layanan katering untuk sarapan, makan siang, dan makan malam, tetap tersedia bagi jamaah. Saat sudah kembali ke Mekah, jamaah tidak mendapatkan layanan katering sampai 15 Zulhijjah (Senin 3/7). 

Layanan katering untuk jamaah haji selama di Armina total sebanyak 16 kali. Penghentian sementara layanan katering hanya berlaku di Makkah pada 25 Juni dan 2-3 Juli. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement