Oleh : Agung Sasongko, reporter Republika TV dari Madinah, Arab Saudi
Begitu pun ketika petugas lebih sibuk urus jamaah ketimbang ibadah, kiai Wazir kembali membuat hati kami "nyess" kira-kira legalah. Kiai Wazir mengatakan,
من نفس عن مؤمن كربة نفسه الله كربه يوم القيامة "Barang siapa yang menggembirakan kesusahan orang Mukmin, maka Allah SWT akan menggembirakan kesusahannya di hari kiamat".
من يسر مؤمنا يسر الله له يوم القيامة "Barang siapa yang memudahkan urusan orang mukmin, maka Allah SWT akan memudahkan urusannya di hari kiamat".
والله فى عون العبد مادام العبد فى عون أخيه "Allah SWT selalu menolong hamba, selagi dia mau menolong saudaranya."
Tentu berbeda dengan kondisi Madinah yang mulai sepi, kota Makkah justru semakin padat dengan jamaah. Tentu, ada tantangan bagi kami yang bertugas di Madinah yang selanjutnya ditempatkan di Makkah.
Wilayah yang luas dan cuaca yang lebih panas, ini jadi pertimbangan kami untuk mencari motivasi lebih sebelum kembali bertugas.
Lagi-lagi, kami sempatkan untuk ngobrol sejenak dengan kiai Wazir. Sekadar melepas rasa nervous sekaligus mempertebal tekad kami. Lagi-lagi saya merepotkan kiai Wazir.
Saya pernah membaca sebuah tulisan dari Syekh Nawawi Al Bantani dalam kitab Riyadh al-Shalihin, menuliskan bahwa Ali Ibn Abi Thalib berkata, “Memandang wajah seorang ulama adalah ibadah. Lalu berpendar cahaya dalam pandangan itu dan terang cahaya di dalam hatinya. Ketika seorang ulama mengajarkan ilmu, maka satu tema yang diajarkan berhadiah satu istana di surga, Bagi yang mengamalkan ilmu yang diajarkannya, akan mendapatkan hadiah serupa.”
Baca juga: Masuk Islam, Zilla Fatu Putra Umaga Pegulat WWE Ini Beberkan Alasannya yang Mengejutkan
Lalu Syekh Nawawi juga menuliskan, Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa yang memuliakan seorang ulama, sungguh ia telah memuliakan aku.” Mengapa begitu? Menurut Syekh Nawawi Banten, “Karena ulama adalah kekasih Nabi SAW.” Lalu Nabi SAW melanjutkan, “Barangsiapa yang memuliakan aku, sungguh ia telah memuliakan Allah.”
Nantinya saya bersama 400 lebih petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Madinah bakal ditempatkan di 10 pos pemantauan jamaah di Mina.
Di sana, 229 ribu jamaah Indonesia ditempatkan dalam 70 maktab atau gugusan tenda-tenda jemaah. Kegiatan jamaah haji di Mina ialah titik paling kritis dalam prosesi ibadah haji. Pasalnya, jamaah harus berjalan kaki dari tenda ke tempat melempar jumrah. Jamaah rentan kelelahan dan tersasar.
Jadi, berziarah ke Makam Nabi, lalu meminta nasihat ulama sebelum berangkat ke Makkah sepertinya jadi pilihan yang tepat. "Cakep, bismillah," ucap saya spontan.