Sabtu 01 Jul 2023 10:09 WIB

Laba Bersih Arsy Buana Travelindo Melonjak 180 Persen 

Hingga Mei 2023, perseroan memfasilitasi keberangkatan sekitar 3.500 jamaah umrah.

Red: Mansyur Faqih
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) 2023 di Jakarta, Jumat (30/6/2023) PT Arsy Buana Travelindo Tbk (ABT/HAJJ).
Foto: istimewa
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) 2023 di Jakarta, Jumat (30/6/2023) PT Arsy Buana Travelindo Tbk (ABT/HAJJ).

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- PT Arsy Buana Travelindo Tbk (ABT/HAJJ) membukukan pendapatan Rp 181 miliar pada periode Januari-Mei 2023. Kenaikan sebesar 77 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang Rp 102 miliar itu antara lain karena normalisasi ibadah umrah dan haji di Arab Saudi.

Laba bersih naik 180 persen menjadi Rp 16 miliar dari Rp 5,7 miliar. Tren ini diprediksi terus berlanjut sampai akhir 2023. Apalagi, ABT meraih pemesanan kamar haji pada Juni 2023 dengan pendapatan Rp 72 miliar. 

Manajemen ABT pun meyakini, realisasi pendapatan 2023 bisa menembus Rp 500 miliar atau di atas target Rp 461 miliar. Angka ini naik dari realisasi 2022 yang sebesar Rp 318 miliar. 

Dengan margin laba bersih (net profit margin) 8 persen, laba bersih ABT tahun ini bisa mencapai Rp 40 miliar, naik tajam dari tahun lalu Rp 2,48 miliar. 

ABT adalah penyedia layanan (service provider) umrah dan haji, meliputi penyediaan kamar hotel, tiket, dan land arrangement (LA). Dalam menjalankan usaha, ABT bekerja sama dengan penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU), hotel, dan maskapai penerbangan. 

Direktur Utama ABT Saipul Bahri menuturkan, hingga Mei 2023, perseroan memfasilitasi keberangkatan sekitar 3.500 jamaah umrah. Jumlah ini diyakini akan terus bertambah sampai akhir tahun. 

“Pada 29 Juli 2023, kami akan mulai melayani PPIU untuk memberangkatkan jamaah umrah ke Tanah Suci. Ini akan terus bergulir sampai tahun depan,” kata Saipul usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) 2023 di Jakarta, Jumat (30/6/2023). 

Hingga akhir 2023, dia menerangkan, perseroan menargetkan menangani sekitar 16 ribu jamaah umrah ke Tanah Suci dari berbagai PPIU. Angka ini naik dari tahun lalu 14 ribu. Tahun depan, ABT membidik penanganan 16-18 ribu jamaah umrah. 

“Jamaah umrah Indonesia mencapai 1,5 juta per tahun. Jumlah ini diyakini terus melesat, mengingat Arab Saudi menargetkan jumlah jamaah umrah menembus 30 juta pada 2030. Ini memperkuat prospek bisnis ABT,” kata Saipul. 

Saat ini, ABT bekerja sama dengan 112 PPIU bermitra dengan ABT dari total sebanyak 2.000 lebih. Dalam kerja sama itu, ABT untuk menyediakan kebutuhan jamaah umrah. 

Di bisnis sewa kamar hotel, dia menegaskan, ABT bekerja sama dengan Hotel Fajr Bade 2 di Mekah dengan jumlah kamar 624 dan hotel Anshar Grup di Madinah sebanyak 1.068 kamar. Dengan demikian, total kamar yang bisa disewakan ABT mencapai 1.692. Ke depan, jumlah kamar yang bisa disewakan ditargetkan naik menjadi 3.000. 

Sementara itu, dia menegaskan, di bisnis tiket, perseroan sudah mendapatkan kuota tiket ke Arab Saudi sebanyak 4.124 dari beberapa maskapai, seperti Garuda Indonesia, Lion Air, dan sejumlah maskapai luar negeri. Dari jumlah itu, sebanyak 1.415 telah terjual.

Saipul menegaskan, ABT berencana membagikan dividen kepada pemegang saham untuk tahun buku 2023. Berdasarkan prospektus IPO, perseroan mengusulkan rasio dividen sebesar 25 persen. 

Direktur Keuangan ABT Agung Prabowo Nugroho menyatakan, perseroan akan menjaga margin laba bersih 8 persen tahun ini. Dengan demikian, laba bersih ABT tahun 2023 bisa mencapai Rp 40 miliar tahun ini.  

Hasil RUPST

Di sisi lain, pemegang saham ABT menyetujui enam agenda RUPST 2023. Pertama, persetujuan laporan tahunan perseroan untuk tahun buku 2022. Termasuk laporan kegiatan perseroan, laporan pengawasan dewan komisaris, dan pengesahan laporan keuangan perseroan tahun buku 2022.

Termasuk juga pemberian pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada direksi dan dewan komisaris perseroan atas pengurusan dan pengawasan yang dijalankan selama tahun buku 2022. 

Kedua, penunjukan kantor akuntan publik untuk mengaudit laporan keuangan perseroan untuk tahun buku 2023. Ketiga, persetujuan penetapan gaji atau honorarium serta tunjangan lainnya bagi direksi dan dewan komisaris perseroan tahun buku 2023.

Keempat, penyesuaian anggaran dasar perseroan untuk disesuaikan dengan peraturan OJK No 14/POJK.04/2022 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik. 

Kelima, laporan hasil penggunaan dana hasil penawaran umum. Keenam, perubahan susunan anggota direksi dan/atau dewan komisaris perseroan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement